Time | Selamat datang di Black Order Headquarters! Waktu dunia Black Order HQ saat ini adalah: Februari 1880 |
| | [CENTRAL] Sweet Panic Room | |
| | |
Author | Message |
---|
Lioret I. Shirogane
Posts : 89
Biodata Posisi: Disciple Cabang: Eropa Umur: 18 y.o.
| Subject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room 6th January 2010, 20:32 | |
| Rasanya kok jadi tambah ‘ramai’? Hanya perasaannya saja, suasananya jadi lebih ramai karena banyak yang bicara atau suasana hati masing-masing orang di sana yang membuat atmosfer dalam kamar jadi seperti dihuni 100 orang? Begitulah anak muda, bertemu orang langsung rusuh, bertemu—apa sih istilahnya—yang lain sedikit saja langsung diam tapi perasaannya yang balik rusuh. Dia juga anak muda, sih, dan tidak meragukan teori itu.
“....?” matanya mengembang sejenak sebelum kembali ke kondisi awalnya, hanya mengangguk-ngangguk seperti orang tua saat melihat ‘hal’ yang ditunjukan Shion. Mengingat ia belum—atau sedikit—mengerti soal perasaan-anak-muda, butuh beberapa detik baginya untuk menebak (iya, menebak) apa arti dari kelakuan dua insan di depan sana. Gaby, ia mendapat kesan gadis itu pemalu dan agak tertutup tapi kenapa—menurut penglihatannya—sifat pemalunya jadi lebih ekstrim saat berhadapan dengan Glau yang justru seperti orang linglung di depan Gaby? Dari situasi itu justru ia malah dapat seenaknya menarik kesimpulan.
Bahwa kedua anak muda itu sedang—hmm...kau tahu maksudku.
"Makan"
“Nay,”
Menggerakan tangan seolah meminta untuk menyingkirkan permen tidak jelas dari mulutnya. Lagipula yang diberikan Shion pasti ada ‘sesuatu’nya.
“Ahh aku baru ingat ada yang harus ku lakukan. Habiskan saja semua gula-gula itu... selamat bersenang-senang~”
Jelas tidak melarang dirinya untuk menoleh ke si pemilik kamar yang meninggalkan kamarnya secara tiba-tiba. Paling tidak habiskan coklatnya dulu, kek. “Ah, oke, merci” lah? Kenapa jadi dia yang berterima kasih? Bingung juga ya—hahaha.
"Bo-Boleh aku minta cokelat itu?"
Hoo, sepertinya coklatnya akan cepat habis—kasihan Allegra tidak kebagian banyak—karena permintaan dari Gaby yang datang dengan membawa coklat. Eh, kalau dia balik minta coklat nanti dimarahi tidak?
“Pilih, dipilih~” ujarnya sambil menyodorkan kardus yang masih tergeletak di lantai. Ia memposisikan diri bertumpu di atas lutut sementara tangannya kembali bergerak mencarikan coklat yang—menurutnya—enak, “ mau yang manis, pahit, tajam?” tanyanya, “masih banyak.” Wajahnya mungkin sekarang seperti => ( : D ) saat berhenti mencarikan coklat dan secara tidak langsung mempersilahkan gadis pemalu itu memilihnya sendiri. | |
| | | Glaucio Marino
Posts : 88 Pemilik : *nbla Poin RP : 20
Biodata Posisi: Disciple Cabang: Eropa Umur: 20
| Subject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room 18th January 2010, 17:12 | |
| Galucio Marino, bersyukur sekali lagi bahwa dalam sepanjang hidupnya ia tak pernah punya cukup waktu lebih untuk memikirkan ketidak rasionalan dan kerumitan dari cara berpikir wanita. Mendengus perlahan sejenak, setelah berikutnya menangkap bungkusan dari Lio tanpa memperhatikan labelnya serta apa yang dikatakan oleh si pemuda itu lebih lanjut. Ia punya lebih banyak urusan daripada sekedar untuk memperhatikan labelnya ataupun memikirkan segala hal remeh-emeh semacam itu--tentang perempuan itu, maksudnya.
Entah siapalah yang barusan tadi lebih bersemangat untuk menghabiskan semuanya, yang makan seolah-olah tubuhnya tidak akan pernah jadi gemuk kalau cuma menghabiskan sbeungkus besar itu sekali-sekali dalam seminggu, lalu yang bersemangat untuk menarik-nariknya ke sini untuk makan... Dan sekarang berpaling dengan begitu mendadaknya. Glaucio mencium akan adanya sesuatu yang 'tak beres' juga, setidaknya begitu menurutnya--entahlah kalau bagi orang lain itu cuma mengada-ada. Tapi bukannya Glaucio memang sudah bilang bahwa ia tak peduli dengan urusan begituan?
"Selamat bekerja--Allegra,"
Heck--ia tak pernah berbasa-basi secara non formal pada orang lain; terlebih jika orang itu adalah seorang wanta.
"Trims juga, Lio."
Lalu kembali membuka bungkusannya tanpa perlu bertanya-tanya lebih lanjut, anggaplah cukup kali ini saja ia mempercayakan seleranya pada orang lain, kali ini pada Shirogane. Satu kunyahan lagi, lumatan, kecapan dari persenyawaan air ludah dengan makanan manis yang selama ini begitu 'terlarang' baginya itu... Hambar. Dan ia memang tak boleh mengeluh atas itu, berhubung lama kelamaan rasanya yang asli jadi semakin terasa... pahit.
Nyatanya toh kalau hanya itu semuanya bisa ditelan dengan mudah, tidak sepahit dengan obat-obatan yang disediakan dari pihak Infarmari. Glaucio sendiri lebih sering menolak untuk pergi ke sana... Kecuali karena adanya satu alasan itu.
"Semoga semua yang pahit-pahit begini memang bisa jadi obat," melirik perlahan ke arah Lioret, Shion, Gabriella... Setengah menggumam sembari melirik tak acuh ke arah seluruh oenjuru dan sudut ruangan, kode langsung untuk menyatakannya kembali sebagai sesuatu yang tidak perlu didengar maupun direspon orang lain lebih lanjut--anggaplah yang barusan hanya racauannya di tengah kepala yang sakit. | |
| | | | [CENTRAL] Sweet Panic Room | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | You cannot reply to topics in this forum
| |
| |
|
|