Black Order Headquarters
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


An Indonesian D.Gray-Man original character (OC) roleplay forum. Set in an alternate 1880s.
 
HomeSearchLatest imagesRegister[CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] I_icon_mini_registerLog in
Time

Selamat datang di Black Order Headquarters! Waktu dunia Black Order HQ saat ini adalah: Februari 1880

[CENTRAL] musim dingin, bersalju dan hawa menusuk

[ASIA] musim dingin, sejuk namun kering

[AMERICA] musim dingin, badai salju di akhir bulan

[AFRICA] musim dingin, sedikit salju di awal bulan

Acara mendatang:

- Valentine Grand Ball

(Kontak staf jika memiliki ide)

Shoutbox

ShoutMix chat widget
Affiliates

ClampFactory Al'loggio

code-geass

tenipuri-indo

Saint-Sanctuary

Neverworld

Aria Academy High School Fighter Role Play Forum

Don't be shy, affiliate with us!
 
Latest topics
» Free Talk
[CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] I_icon_minitimeby Ravel Kohler 21st December 2015, 17:50

» [AMERICA] Unusual Training
[CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] I_icon_minitimeby Keith Warringstate 21st June 2011, 23:10

» English Free Talk
[CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] I_icon_minitimeby Wilhelm U. Smith 19th February 2011, 21:17

» [Central] The History Might Have Recorded Us
[CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] I_icon_minitimeby Fuchsia Scarlet 13th February 2011, 12:21

» [CENTRAL] Looking Around
[CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] I_icon_minitimeby Lumiere A. Etoile 6th February 2011, 20:13


 

 [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s]

Go down 
4 posters
AuthorMessage
Glaucio Marino

Glaucio Marino


Posts : 88
Pemilik : *nbla
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 20

[CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] Empty
PostSubject: [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s]   [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] I_icon_minitime18th January 2010, 18:16

Kalau ini memang benar-benar akhir minggu-nya yang biasa, maka seharusnya ia ada di kamar dormitory saat ini. Sudut bawah dipannya sudah berdebu, mungkin juga karatan di beberapa sisi dan menunggu untuk dibersihkan. Atau merebahkan diri di tempat tidur, sembari menghabiskan satu buku setebal 1k halaman yang belum habis dibaca sejak bulan lalu dan berharap migrainnya akan hilang sendiri selayaknya mukjizat. Mungkin juga stand-by di kamar sembari merenung tanpa makna dan menanti hari kerjanya esok hari, lalu menanti kapan saja general Karlsen akan datang mengetuk pintu kamarnya sembari menyodorkan satu bundel map penuh tugas yang harus diserahkan awal minggu. Itu yang biasanya ada di akhir minggunya yang biasa.

Namun mengharapkan adanya hari-hari yang biasa, apalagi sejak hari bergabungnya ia dengan Black-Order Headquarters--adalah sesuatu yang salah.

Pertama dalam contoh kasus; awalnya ia menganggap pertemuannya dengan Karlsen dan pengangkatannya sebagai satu-satunya disciple pria laki-laki itu sebagai sebuah anugrah tersendiri. Toh Griselda saja bisa begitu percaya pada laki-laki kebangsaan Prancis itu. Maka seharusnya itu bukanlah sebuah kesalahan. ...Dan tunggu sampai lihat hasil-hasil apa saja yang bisa ia dapatkan dari pengamatan detil selama hampir tiga tahun sejak mereka berada di lingkungan yang sama. Lalu para Akuma ganas yang menguras tenaga dan menuntutnya tidak bisa mendapatkan jadwal tidur yang sepantasnya, para penghuni abnormal lainnya maupun bocah-bocah yang rupanya masih tersebar di kantor ini. Lalu kasus yang terakhir terjadi adalah jatuhnya gelar kehormatan sebagai salah satu dari sangat sedikitnya laki-laki berusia di atas 20 tahun yang tidak pernah menyentuh alkohol seumur hidupnya.

Kesalahan. Sesuatu yangg keliru; terlebih akan semakin berefek jika ia berada di ruang lingkup sosialisasi yang salah. Glaucio Marino, kini hampir dua puluh satu tahun umurnya, tidak pernah mengharapkan, apalagi menyisipkannya dalam doa sebelum tidur, bahwa ia akan bisa bergaul dengan sedemikian 'dekat'nya dengan kaum hawa. Ia masih normal--dan ia hanya menginginkan satu-satunya wanita yang harus berurusan dengannya hanyalah istrinya (kelak) sendiri. Karena nyatanya dari sana ia belajar, akan lebih banyak kesulitan yang timbul karenanya.

_______________________

January 25th,
Town Zoo, 10.30

Menguap perlahan, melepaskan kantuknya ke udara. Glaucio, kini dalam balutan pakaian non formal di balik jaket abu gelap dan celana hitamnya, masih termenung di tempat. Matanya seolah tertuju ke satu titik, meskipun nyatanya kalau ditanya dia sedang melihat apa sekarang, pemuda itu tidak yakin akan bisa menjawabnya. Mungkin sinar kuning matahari yang tidak begitu terik di balik awan mendung musim di Inggris, hanya itu.

Menarik napas kembali, merasakan aroma musim dingin yang akan segera berakhir ke dalam hitungan pekan--4 pekan, mengingat semuanya baru akan berakhir seutuhnya di akhir bulan Februari. Libur musim dingin sudah berakhir, namun mengingat hari ini adalah akhir minggu, wajar jika keadaannya memang cukup ramai--minimal sekedar dipadati oleh keluarga yang tengah berekreasi. Aroma permen kapas dan es krim di mana-mana, seolah bercampur lagi dengan bau tanah, keringat ratusan entitas lainnya, kotoran hewan, semuanya ditelan sempurna oleh keributan yang menghangatkan suasana. Tunggu sebentar lagi, lalu salju yang masih ada di beberapa sudut kecil titik itu saja bisa segera dicairkan.

Musim dingin saja masih panjang, seharusnya Glaucio tidak perlu merasa telah membuang-buangnya dengan percuma. Anggaplah dia hanya perlu sedikit jalan dan gerak kecil di tubuh, sambil sesekali menyenangkan hati orang terdekat--Glaucio sendiri masih tidak terbiasa dengan istilah itu, sekalipun waktu 2 tahun lebih tentunya cukup untuk menyebut orang itu sebagai salah satu yang berhubungan cukup dekat dengannya...

Alasan yang kedualah yang jadi masalah sekarang, ha. Sadar kah? Glaucio Marino, dalam seumur hidupnya yang baru berjalan seperlima abad itu, tidak pernah merasa perlu capek-capek hanya untuk menjaga hati dan menyenangkan perasaan orang lain. Apalagi tidak jika orang itu... Wanita... Kaum wanita tukang recok dan cerewet... Euh.

Dan daripada memilih untuk mengulang-ngulang kata 'kesalahan' lagi--capek--pemuda itu kembali diam. Berpura-pura sibuk mengamati kerikil di ujung sepatunya dan memandang ke belakang. Kandang Gorilla, bersisian dengan mamalia khas import-an dari wilayah bumi khatulistiwa--ia toh yakin Allegra juga tak akan tertarik dengan hewan bulu cepak seperti itu, sehingga kalau bisa dilewatkan jelas lebih bagus.

"Dan kuharap lebih baik kita cepat jalan saja, selesaikan hingga beberapa jam sebelum mataharinya terbenam... Daripada memilih untuk beku di sini."

Membalikkan pandangan dari tatap mata biru seolah tak berdosa milik wanita itu, mencibir dan mengungkapkan berbagai umpatan halus dalam wujud gumaman. Ia juga tak yakin dengan apa yang sedang dilontarkannya dari tadi juga, sebenarnya.

"Mau lihat apa?"

Kalau tak bisa jawab, mungkin bagus juga kalau kita pulang saja.
_______________________
(c) Sukima Switch WBwahahaha
Open for all, tapi tunggu Allegra repp dulu ya : )). Mau main sendiri-sendiri, ato beregu juga silahkan, mau ganggu interaksi juga g dilarang =)) *shot* G usah panjang orz
Back to top Go down
A. Růžena Mlynarikova

A. Růžena Mlynarikova


Posts : 120
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 20

[CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s]   [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] I_icon_minitime19th January 2010, 23:37

Tatapan gadis dengan rambut pirang berpendar kekuningan tertimpa cahaya matahari itu menerawang. Siku di pagar pembatas, bibir manyun, helaan nafas putih penuh dengan embun beku lolos dari nafasnya. Bosan memandangi gorilla yang tak ada menarik-menariknya. Ok, hewan hitam besar itu memang berbulu, namun bulunya bukanlah bulu yang menarik atau setidaknya dapat membuat siapapun yang menyematkan bulu hewan itu (siapa sih yang butuh hewannya?) terlihat lebih menawan. Allegra yakin bulu hewan satu itu hanya akan membuat siapapun--yang sudi memakainya--nampak seperti primata.

Sebenarnya ia tidak sebosan itu kok--tapi siapa sih yang tidak bosan jika hanya melihat kandang gorilla yang tidak ada imut-imutnya sama sekali--apalagi ia tidak sendirian kan. Umm.. malah sebenarnya kalau bukan orang itu yang mengajak dia tak akan mau berlama-lama disini. Dibalut hawa dingin yang telah teredam mantel bulu hangat, yang dapat diartikan sebagai peringatan awal bagi para hewan disana supaya tidak macam-macam dengan Allegra, serta rok panjang warna biru gelap. Di samping Glaucio Amadeus Marino yang...

"Dan kuharap lebih baik kita cepat jalan saja, selesaikan hingga beberapa jam sebelum mataharinya terbenam... Daripada memilih untuk beku di sini."

...tampaknya juga cukup bosan, eh?

Allegra mendengus pelan sambil membalikkan tubuhnya ke pemuda Italia tersebut yang tampaknya sibuk menggumamkan hal-hal rancu. Entah apa yang digumamkan pria itu, suara Glaucio terlalu kecil untuk dapat ditangkap dengan baik oleh gendang telinganya.

"Mau lihat apa?"


Salah satu telapak tangan di pinggang, iris warna langit milik Allegra memandang wajah Glaucio dengan lemah. "Uhh Glau, bukankah kau yang mengajakku kesini?" Allegra bertanya balik pada rekan disciplenya. Kali ini ia menyandarkan punggungnya pada pagar pembatas, sorot matanya yang ramah masih tertuju pada Glaucio, seulas senyuman melengkung di sana.

"Kau sendiri ingin lihat apa?" tanyanya dengan nada ringan.

Tak aneh kan kalau dia berkata begitu? Toh bisa kan ajakan jalan-jalan berdua ini disebut sebagai ajakan kencan... kalau begitu seharusnya Glaucio mempunyai satu atau dua cara untuk menyenangkan teman kencannya; Allegra. Kalau boleh jujur Allegra senang kok diajak jalan-jalan. Apalagi kegiatan seperti itu bisa dianggap langka bagi para Exorcist yang biasanya menghabiskan hari bergumul dengan Innocence mereka. Jadi jangan heran kalau kau bisa menangkap percikan kegembiraan dari iris birunya.

Allegra menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya yang telanjang--dengan dungunya melupakan sarung tangan--kemudian menepuk-nepuk pipinya sendiri yang hampir sama dinginnya.Mungkin Glau benar, kalau mereka terlalu lama mematung disini bisa-bisa mereka berubah seperti orang-orang yang dikutuk ratu salju di dongeng anak-anak yang terkenal.

Ngomong-ngomong Allegra juga tidak seaktif biasanya...





Yaa saya ingin lihat Glau repot2 demi cewe >D *shoot*

btw maap lama bales... ||OTL
Back to top Go down
Glaucio Marino

Glaucio Marino


Posts : 88
Pemilik : *nbla
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 20

[CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s]   [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] I_icon_minitime20th January 2010, 20:55

"Uhh Glau, bukankah kau yang mengajakku kesini?"

Pemuda itu membalikkan pandangannya sekali lagi, ke manapun yang bukan arah mata Allegra, dan ke arah mana gadis itu melihatnya. Bukannya menghindari, hanya--yah, mungkin memang tepat kalau dikatakan menghindari, meskipun keadaan 'menghindar' ataupun 'mengelak' akan jadi sama identiknya dengan 'pengecut' baginya. Yah, walaupun memang benar itu tanggapannya, tapi toh tetap saja yang ingin dilakukannya saat ini hanya mengelak--mengelak akan apa yang wanita sesama rekan disciple-nya itu katakan.

Yah... Memangnya siapa yang mengajak Allegra untuk pergi ke tempat ini sama-sama juga memangnya? Semenarik-menariknya sebuah tempat ruang lingkup rekreasi, Glaucio akan lebih jelas memilih jalan utama, tempat mereka bisa cari makan. Setidaknya dengan begitu tujuan berpergian mereka akan jadi lebih jelas, Atau kalau mau lebih praktis dan murah, kafetaria juga sama. Kalau mau menghirup udara terbuka, taman di kantor pusat juga bisa; sama-sama berangin dan ada mataharinya juga kan. Ada burung-burungan atau beragam hewan peliharaan berpemilik lainnya juga kalau tujuannya hanya mau lihat binatang. Ha, sudah dibilangnya yang begini memang konyol. Allegra agak konyol. Hilangkan kata 'agak' di sebelah, dan kalimat itu pasti akan kedengaran lebih efektif lagi.

Ya, ya, bercanda; ia tak mau ambil resiko kalau tahu-tahu ia didepak ke kandang gorila di sana. Sebegitu mengherankannya kah? Yah memang, laki-laki itu memang tak pernah bisa bercanda. Baik itu hanya sekedar menanggapi candaan biasa saja.

"Aku tak mengajakmu apa-apa, kok."

Flashback sedikit, mungkin--menyinggung tentang kejadian yang ada di kamar wanita itu dan Shion, lalu entah kenapa masalahnya Allegra lantas keluar dan menyelesaikan masalah dengan agak gusar. Glaucio sendiri tak suka dnegan sikap itu, lalu dia memilih untuk meinta maaf duluan; hanya sekedar untuk menjaga relasi baik dengan rekan kerja. Hanya begitu saja--dan jangan disalah pahami lebih jauh lagi; Glaucio jelas bukan tipikal orang yang akan meminta maaf lebih dahulu, bahkan sekalipun jelas-jelas ia yang berbuat salah. Gengsi laki-laki itu memang kelewat tinggi. Lalu begitulah, entah sejak kapan itu berlanjut jadi ajakan berjalan-jalan, dan (entah kenapa, lagi-lagi) semua itu berlanjut jadi semacam rekreasi ke kebun binatang.

Berarti kalau begitu tetap saja bahwa api yang menyulut sumbunya berasal dari korek seorang Glaucio Marino.

Mau apa wanita itu di sini, eh? Mungkin sekedar mengamati spesimen-spesimen hewan yang kira-kira harga bulunya bisa terjual mahal, lalu berusaha untuk menimbunnya dulu sebelum harganya lantas jadi semakin tinggi. Prinsip ekonomi itu wajar untuk diterapkan di masa sulit begini, terlebih jika mereka hanya disciple dengan gaji tipis. Err, ya. Lanjut ke topik selanjutnya saja mungkin. Supaya tidak jadi makin panjang, dan dia bisa segera pulang juga.

"Aku... Tak mau lihat apa-apa."

Nah, yang barusan itu jujur adanya.

"Katakan yang jelas tentang apa yang mau kau lakukan di sini... Atau lebih baik kita pulang langsung saja."

Suaranya sudah kedengaran cukup tegas, kan? Dan maaf jika ia merusak kebahagiaanmu, miss--mau ke mana? Mata hijau itu menatap kosong agak jauh, seiring napas beruap itu terlontar ke udara. Kelebatan makhluk berbulu hitam tertangkap di retinanya--yah, yang satu ini memang jelas-jelas lebih baik kalau dilewat saja.
Back to top Go down
Nikolai Mikhailov

Nikolai Mikhailov


Posts : 183
Pemilik : Cairy

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 15

[CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s]   [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] I_icon_minitime20th January 2010, 23:00

OOCe: Nimbrung ngerusuh *disepak*



"PINGUIN!!"

Inginnya sih melihat pinguin, tapi apa boleh dikata... ini adalah Inggris bukan Kutub Utara, mana ada pinguin yang sedang melahirkan, dengan romantisnya saling bergantian menjaga anak mereka. Yang ada di sini hanyalah beruang, gajah, gorila... huff apalah itu semua binatang yang amat tidak romantis. Mereka kawin lalu pergi meninggalkan anak dan istrinya. Paling bagus adalah merpati yang memang sudah dijodohkan sejak dalam telur.

Naas kalau kehidupan manusia disamakan dengan binatang memang. Namun Nikolai nampaknya butuh sesuatu yang mendekati kata romantisme, otaknya semerbak dikelilingi oleh ratusan warna bunga yang begitu indah dan ranum. Apalah yang bisa disangkal seorang anak remaja yang sedang dimabuk cinta.

Mengerutkan dahi, padahal ia ingin sekali memperlihatkan pinguin yang sedang mengerami telurnya pada Victoria... itu kan salah satu cara untuk menunjukkan keromantisan alanya. Pikiran yang aneh memang.

Lalu, kalau tidak ada pinguin yang sedang mengerami telurnya buat apa Nikolai ke tempat ini? Ini... di sini... kebun binatang ini! "Argh! Menyebalkan!" bergumam sendiri, menepuk-nepuk kepalanya. Padahal hari ini ia sudah kabur dari markas dan pergi mengecek kebun binatang hanya untuk mencari pinguin yang nyatanya tidak ada. "Kukira kalau musim dingin bisa ada pinguin di sini," keluhnya lagi sembari terus berjalan.

...

Exorcist yang biasanya atraktif dan hiperaktif ini tiba-tiba saja lesu. Kembang cintanya tidak lagi bermekaran, ia harus mencari cara lain demi hadiahnya pada sang putri di hari penuh cinta nanti. Objek pikirannya berubah dari sang saudara kembar kepada nona manis yang ditemuinya di dapur tempo hari.

Terus melangkah, berniat untuk kembali saja ke markas. Gurunya pasti sudah kalang kabut mencarinya, atau tidak... ia hanya diam di kamar dan membaca buku. Ah, pria dewasa itu memang hanya mencintai buku --dan tim--. Nikolai berkeluh kesah lagi, apa mungkin ia meminta saran pada orang dewasa? Pikiran mereka itu kan terlalu kolot dan simpel, tidak cocok untuk dirinya.

"Huff~" meniupkan napas ke arah kedua tangannya yang mendingin. Balutan syal sudah melingkari lehernya, sarung tangan juga sudah dipakai, tapi entah mengapa masih terasa dingin. Yah~ namanya juga musim dingin, suka aneh dia.

Memandangi objek penderita di sekelilingnya, binatang-binatang yang terkurung. Kasihan mereka, makanya Nikolai sebut sebagai penderita karena penderitaan mereka di sana. Pandangannya sekilas kemudian menemui dua sosok yang sepertinya sedang berkencan. 'Uh, asik sekali mereka,' ingin ikut membayangkan bahwa itu adalah dirinya dan Victoria. Ah, pasti menyenangkan!

Tapi tunggu... coba lihat lebih dekat siapa di sana? Melihat dekat... dekat... tambah dekat... dan tiba-tiba sudah ada di belakang kedua orang itu. Merasa pernah bertemu sebelumnya dengan mereka. "Hm..." bergumam terlebih dahulu. 'Aaah! Si nona psikopat yang suka memburu binatang!!" teringat pada salah satunya, yah... itu si nona di gereja waktu itu yang bercerita padanya tentang hobi mengoleksi hewan.

Segera mengambil langkah mundur setelah menyerukan hal tersebut, "Uuh... jangan-jangan kau ke sini mau mencari mangsa lagi?!" segera menuduhkan hal tersebut.

Oh, jangan marah. Ia hanya sedang sebal karena tidak ada pinguin di sini.


Pada Alle *shot*

*plak*
Back to top Go down
http://tokyorevelations.wordpress.com
A. Růžena Mlynarikova

A. Růžena Mlynarikova


Posts : 120
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 20

[CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s]   [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] I_icon_minitime21st January 2010, 17:06

"Aku tak mengajakmu apa-apa, kok."

Satu kalimat yang terlontar dari bibir Glaucio tersebut membuat iris biru Allegra melebar. Alis pirangnya berkerut sebelah, keheranan. Dan untuk sesaat tadi seolah keramaian kebun binatang meredam sejenak. Ia menatap Glaucio tepat di mukanya--terserah deh kalau dia tidak merasa nyaman--sekaligus melipat kedua lengannya di depan dada. Kedua telapak tangannya masih kedinginan sehingga setidaknya tindakan yang satu ini dapat memberikan sedikit kehangatan di bagian tubuh yang satu itu.

Tidak mengajak apa-apa, eh? Yang benar saja. Jadi selama ini dia cuma salah sangka atau semacamnya? Ok, mungkin memang demikian tapi sama saja kalau pemuda berambut abu itu tidak mengucapkan kata yang diawali dengan huruf 'Z' dan 'O' tersebut serta menanggapinya mereka tak akan kesini kan dan Allegra tak akan terlanjur senang terlebih dahulu.

Dan, tentu saja normalnya gadis seusianya--apalagi setelah sekian lama--ia mengharapkan acara di kebun binatang ini akan menjadi menyenangkan. Mungkin saja mereka bisa jalan-jalan sambil melihat binatang lain, bukannya terjebak di depan kandang primata yang hanya menarik anak-anak dan lebih banyak balita. Dan lebih baik lagi kalau saja Glaucio Amadeus Marino MAU berusaha menyenangkan gadis di depannya itu.

Apa susahnya tersenyum, bersikap manis dan perhatian dibandingkan memasang wajah masam nan cemberut itu pada teman kencanmu. Ck ck ck, tampaknya jelas sekali kalau disciple si kulit badak--yang pria--tak mengerti aturan-aturan kencan atau setidaknya aturan dasar untuk menyenangkan hati seorang gadis. Memangnya umurmu baru 12 tahun Glau?

"Katakan yang jelas tentang apa yang mau kau lakukan di sini... Atau lebih baik kita pulang langsung saja."

Oh awas, Allegra mulai menunjukkan mimik sebalnya dan mungkin ini saat yang tepat untuk membeli permen kapas atau marshmallow untuk membuat suasana hati gadis ini kembali senang.

Asal kau tahu saja Tuan Glaucio, memprovokasi Allegra--melalui media apa pun--dapat berakibat fatal. Ya, terakhir kali Allegra termakan provokasi seorang disciple hampir saja kehilangan kepala.. eh, rambut maksudnya. Memutuskan kalau kali ini dia yang harus mengambil haluan daripada pemuda Italia tersebut, lebih baik daripada dilempar ke kandang gorilla kan? Allegra mendekati Glaucio--sangat dekat--dan berbicara tepat dari--sedikit di--bawah iris hijau milik pemuda tersebut

"Dengar ya," berkacak pinggang, memberi penekanan pada setiap kata-kata yang terlepas, "Aku tak tahu apa masalahmu sehingga alismu itu berkerut-kerut seperti kain yang belum disetrika," jemari lentik Allegra menyentil--sedikit keras--pada bagian kulit yang berada di tengah ke dua alis Glaucio, "tapi kita sudah terlanjur jauh-jauh kesini dan aku tidak mau langsung kembali ke markas!"

Tampaknya Allegra mulai kembali pada gaya nona besarnya...

"Jelas eh? Glaucio?" suara gadis asal Praha tersebut menebal di satu kata terakhir. Nah, dengan ini pertanyan Glau telah dijawab. Jadi sekarang tinggal meneruskan jalan-jalan, jangan lupa beli cemilan, dan lebih penting lagi jangan sekali-kali mengeluh atau bermuka masam sehingga sang gadis berusia 20 tahun yang berambut pirang ini tidak memutuskan untuk melemparmu ke kandang salah satu hewan.

... kencan ini tidak akan berakhir dengan buruk kan?

Tentu saja tidak jika saja,

"Aaah! Si nona psikopat yang suka memburu binatang!!"

... suara itu tak pernah ada.

Sontak menoleh pada asal suara--yang entah sudah sejak kapan ada di belakangnya--Allegra terhenyak, reflek mundur beberapa langkah dengan pupil yang melebar. Teriakan kaget terlepas dari bibirnya saat menyadari sesosok disciple muda--lebih muda darinya--tersenyum, nyengir, dengan mimik yang sangat mengganggu. Ia cukup mengingat sosok pendek itu sebagai murid Halverson yang nakal, dan pernah sekali menipunya saat Nikolai menyamar sebagai pendeta.

"Uuh... jangan-jangan kau ke sini mau mencari mangsa lagi?!"

Ooh.. kau mencari gara-gara, Nak Nikolai.

Dituduh semena-mena seperti itu tentu saja Allegra meradang, ia maju ke arah Nikolai--yang malah mundur--mimik geram kembali menyaput parasnya yang biasanya murah senyum. "Ikan buntal," Allegra mencibir pada Nikolai sebelum melanjutkan percakapannya secara beruntun, "kenapa tiba-tiba kau di sini hah?! Oh ya, ingat ini, Allegra Mlynarikova tak pernah sekali pun berburu binatang!"

Ya, memang tak pernah, karena ia sudah menerima mereka dalam bentuk jadi--salah satunya sedang ia kenakan sekarang. Mantel bulu mink coklat yang tampak hangat.. dan mewah tentunya.

Lebih jauh lagi... tertarik di lempar ke kandang harimau, Nikolai? Tampaknya Allegra akan dengan senang hati melakukannya. Setidaknya kau bisa berinteraksi langsung dengan spesies kucing besar itu.




Spoiler:
Back to top Go down
Rachelle Varisco

Rachelle Varisco


Posts : 12
Pemilik : Issei Akira

Biodata
Posisi: Section Staff
Cabang: Eropa
Umur: 35

[CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s]   [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] I_icon_minitime25th January 2010, 19:56

Kebun binatang di musim dingin adalah pilihan yang sangat buruk untuk hiburan di kala bosan. Mengapa? Oke, mungkin koleksi binatangnya yang menarik bisa menghapus sedikit kebosanan, tapi tempat terbuka di musim dingin sudah cukup untuk membuat satu-dua orang yang daya tahannya kurang kuat akan terbaring di infirmari selama paling tidak seminggu penuh.

Tapi bagi Rachelle Varisco, kebun binatang di musim dingin itu romantis. Terserah kalau ada yang mau mengomentari pendapatnya yang bisa dibilang kelewat aneh itu, ia tidak keberatan. Toh ia tidak memaksa orang lain untuk sependapat dengannya, 'kan?

"Aaah, sudah kuduga, kebun binatang di musim dingin itu memang yang terbaik!" desahnya senang. Ia melirik ke sekelilingnya, mendapati beberapa pasangan yang berjalan rapat-rapat sambil menonton hewan-hewan di kandangnya masing-masing. Ya, itulah mengapa musim dingin dikatakan romantis; kau boleh berangkulan dengan pasanganmu di depan umum dengan alasan 'menjaga kehangatan tubuh'.

Andai saja aku juga punya pacar... Eh, apa yang kupikirkan, sih? Mana ada yang mau dengan ibu-ibu berusia 35 tahun sepertiku?

Pikirannya sempat melayang sebentar, sebelum akhirnya matanya mendarat pada 3 sosok anak muda. Wajah ketiganya tampak familiar di mata Rachelle, tapi ia belum bisa benar-benar mengingatnya. Dan melihat dari gerak tubuh satu-satunya gadis di sana, sepertinya anak lelaki yang terkecil baru saja mengganggu mereka... mengganggu kencan?

Sedikit ingin ikut campur, Rachelle berjalan ke arah ketiga orang itu. Dan tanpa basa-basi, ia menepuk bahu si anak lelaki. "Adik kecil, jangan ganggu kakakmu kencan, dong..." tegurnya pelan. Kakaknya? Oh ya, dari warna rambut keduanya yang terbilang mirip, Rachelle langsung mengambil kesimpulan bahwa si anak laki-laki adalah adik dari si pemuda.

"Ngomong-ngomong, kalian romantis sekali ya, kencan di kebun binatang di tengah musim dingin begini," komentar Rachelle dengan nada usil. Ia lalu mendekatkan bibirnya ke telinga si pemuda, lalu berbisik pelan dengan nada usil yang sama, "Kamu tidak memeluk pacarmu? Nanti kedinginan, lhoo~"

Setelah selesai membisikkan itu, ia langsung mundur beberapa langkah. "Eh, maaf, aku mengganggu yaa? Aku pergi saja, ya?" tanya Rachelle lagi sambil tersenyum usil.
Back to top Go down
Glaucio Marino

Glaucio Marino


Posts : 88
Pemilik : *nbla
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 20

[CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s]   [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] I_icon_minitime27th January 2010, 17:03

"Aku tak tahu apa masalahmu sehingga alismu itu berkerut-kerut seperti kain yang belum disetrika,"

Tarik napas, kali ini agak dalam. Inhale dan exhale, lakukan semuanya dengan teratur, dan kendalikan kembali kondisi emosionalmu ke arah yang lebih stabil nona... Oh, bukan--seharusnya lebih tepat jika ini ditujukan padanya sendiri. Wajah disciple Karlsen itu mengerut, kali ini lebih keras daripada yang sebelumnya. Dan jika barusan ia diperintahkan Allegra untuk menjaga emosinya, maka yang Glaucio lakukan sebaliknya adalah sebaliknya--salah gadis itu yang menurutnya kurang... Peka.

"Sadar tidak kalau masalahku sekarang ini--"

Satu sentilan di pertengahan jidatnya.

...

....kamu. Bilang dengan jelas apa yang kamu inginkan, apa yang mungkin membuatmu kesal padaku--kesempatan emas untuk mengatakannya berhubung seorang Glaucio hampir tidak pernah berempati pada perasaan orang lain dan repot-repot mengurusnya. Oke, oke--Glaucio tidak akan bilang. Ia tidak akan menyinggung-nyinggung masalahnya lebih jauh lagi.

"Pekerjaanku banyak. Aku juga tak punya babu untuk menyetrika dahiku.”

Dia ngomong apa barusan? Yadah yadah.

Oh ya, ya--disambung dengan pernyataan yang begitu polos. Pemuda itu memilih untuk mengalihkan pandangannya ke arah bawah, salah-salah dia akan dikira sebagai orang ber-fetish pada gorila karena sudah tertangkap melihat ke arah yang sama sejak hampir semenit yang lalu, meskipun tanpa perhatian sama sekali. Timbunan kerikil berselubung salju tipis yang mulai mencair seiring menghangatnya sinar mentari. Matahari sudah meninggi sejak tadi, hari sudah semakin siang... Dan mereka bahkan belum melakukan apa-apa. Oh ya, itu sebabnya mengapa ia tak pernah suka jika pergi berdua. Sendirian jelas lebih baik karena dia bisa memutuskan segala sesuatunya sendiri. Bertiga atau lebih berarti ia bisa pulang duluan karena tak akan ada pihak yang menolak lantaran dianggap ditinggal sendirian.

Dan ia berharap akan bisa menemukan orang lain di sini, setidaknya seseorang yang bisa mengalihkan perhatian Allegra, lalu setelah itu tinggallah waktu milik Glau untuk memanfaatkannya demi kabur. Sounds so not gentlemen, no? Memang dia bukan.

Membungkuk, membelakangi. Mencibir dan mendengus yang semuanya dilakukan begitu perlahan. Snapsnapsnap, peduli setan amat.

“Mau… Lihat apa? Beruang di sudut sana mungkin bagus untuk diperhatikan orang-orang. ...Tapi tak dilihat juga lebih bagus lagi sih.”

"Ikan buntal,"

Hah?

"Uuh... jangan-jangan kau ke sini mau mencari mangsa lagi?!"

...Si bocah ini, dan si bocah itu. Memang diketahuinya banyak bocah di Black Order, dimana-mana. Yang salah satunya itu adalah si anak abu temannya Liadan, Nikolai. Tumben kali ini Glaucio cukup peduli untuk menghapal nama orang. Glaucio Marino, menarik napas. Meneruskan bicara tanpa mempedulikan kembali ocehan Allegra yang setelahnya--kalau orang itu bilang kalau dirinya tidak suka berburu binatang, Glaucio percaya-percaya saja; perempuan tidak pernah suka repot-repot kecuali untuk urusan penampilan... Oh ya, tunggu. Ia berburu untuk mengambil bulunya sebagai pelengkap penampilan ya? Ha.

"Umm.... Hai."

Menenggak ludah. Lalu membiarkan tubuhnya semakin condong mengarah ke arah mata laki-laki itu, membuat sorotnya seolah-olah kelihatan lebih ramah dibandingkan biasanya. Gagal; ia tidak sedang memiliki keinginan untuk beramah tamah saat ini. Tidak jika moodnya sedang tidak bagus.

"Apa keperluanmu di sini? Selain mengganggu, tentunya."

Kalau tujuannya memang hanya untuk mengganggu… Silahkan saja, karena toh Marino tidak keberatan jika ‘kebersamaannya’ dengan Allegra tengah diganggu, selama itu tidak melibatkan dan mengganggu perasaan Glau sendiri. Sadar kalau pemuda itu semakin sensitif akhir-akhir ini?

Bagus kalau sudah tahu.

Berdehem, memasukkan tangannya yang terasa membeku itu sekali lagi ke dalam saku. Menyahut balik ke arah sesosok wanita muda yang tampaknya mulai mencoba menginterupsi interaksi di antara ketiga orang itu yang sebelumnya. Glaucio yang biasa tidak pernah berpikir soal pentingnya menjaga perasaan orang lain, anggaplah kali ini ia sedang berbeda dibandingkan biasanya—wanita rambut kemerahan itu tidak punya niat tidak baik juga kelihatannya… Kecuali hanya sedang kebetulan bersikap ‘terlalu ramah’. Dan itulah yang jadi masalah pada Glaucio biasanya.

“Maaf, dia memang mengganggu—tapi bukan menganggu… Ahemgrrrkencan… Ku.”

"Kamu tidak memeluk pacarmu? Nanti kedinginan, lhoo~"

“…Siapa yang pacarku?!”

Pantas telinganya terasa begitu gatal barusan, siapa yang berbisik di sana? Membisikkan hal-hal fitnah pula, blah. Tangan telanjang yang tidak berlapis sarung tangan itu menarik pelan lengan sekitaran siku milik Allegra, mungkin dilakukannya secara refleks… Terserah jika rupanya tindakannya itu dianggap terlalu kasar atau bagaimana, Glaucio memang tidak pernah tahu cara memperlakukan wanita, kan?

“Kita pergi. Dan anda no—nyonya, kalau memang mau pergi bisa carikan orang tua anak ini sekalian? Mungkin terpisah dari orang tuanya.”

Bad tempered for today, uh kay.
Back to top Go down
Sponsored content





[CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s]   [CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s] I_icon_minitime

Back to top Go down
 
[CENTRAL] Golden Time [s]Lover[/s]
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» [CENTRAL] Wondering
» [CENTRAL] I Have Never Ever!
» [CENTRAL] A Cup of Tea?
» [CENTRAL] Please Be Gentle...
» [CENTRAL] Continuation

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Black Order Headquarters :: Black Order Archives :: Incomplete Tales-
Jump to:  
Create free forum | ©phpBB | Free forum support | Report an abuse | Forumotion.com