[CENTRAL] 'Jelangkung'? Let's Play!

Menghela nafas, menatap sebuah benda di tangannya dengan—bias dikatakan—bingung. Lioret memang lama tidak menampakan batang hidungnya di markas selama beberapa minggu karena alasan yang cukup simpel, misi. Bukan tempatnya untuk berkomentar mengenai misi tersebut meski kalau boleh jujur bisa dibilang, well—begitulah.


Remaja itu menghempaskan diri pada sofa di ujung ruang santai. Kedua matanya terfokus pada suatu objek yang bisa dikatakan..aneh. Sebut saja ia menemukannya di suatu tempat di tengah misi. Sekitar di bagian Barat benua mereka, Eropa, dan sayangnya Lioret tidak tahu menahu soal nama negaranya. Yang jelas itu tidak penting sekarang.

Papan itu—berwarna coklat dengan berbagai tulisan di atasnya—jujur saja membuatnya sedikit merinding dan entah ada apa yang menggerakannya untuk membawa papan itu ke markas.

Oke, kurang beralasan, tapi kenyataannya memang demikian.

Lioret meletakkan papan itu di atas meja sementara tangannya iseng melempar-lempar koin penny dari sakunya—uang kembalian dari ‘jajan’. Mungkin ada yang tahu apa papan itu? Pandangannya lalu terarah pada ruang santai yang ramai—tapi Lio bukan orang gila yang berteriak ‘OI, INI PAPAN APA ADA YANG TAU GA?’ sayang dia kurang gila, ya.

---

((OOC:
- Sistemnya biasa aja, poster A nanya lalu dijawab oleh poster selanjutnya. Jawabannya bebas, boleh apa saja terserah : D. Cara si papan menjawab; seperti biasa koin yang ditahan tiba-tiba bergerak ke alfabet-alfabet jawabannya. Pada tau, kan? : D
-Wujudnya papannya =))
-sumpah ini gw nulis apaan coba. terkutuklah tangan
OPEN WIDELEH))

Eric Maxime-Olivier adalah pemuda polos yang bisa menjadi impulsif tanpa ia sadari. Hei, pemuda ini memang dilahirkan demikian, oke? Jadi, jangan tanya mengapa ia bisa bersikap sepuluh tahun lebih muda daripada tampangnya (tunggu, tampangnya sendiri bisa dikategorikan lima tahun lebih muda) padahal umur tubuhnya sudah melebihi ekspektasi seseorang.

Pemuda yang bersangkutan masuk ke dalam ruang rekreasi, melirik kanan-kiri karena sebenarnya ia di sana bukan karena kemauannya. Lebih tepatnya, ia di sana karena... yah, ia hanya ingin tahu. Takdir mungkin? Yang jelas, matanya pertama kali melihat seseorang sedang duduk di sebuah sofa, kelihatannya kelelahan (atau ini tipuan matanya? Ia juga sedang mengigau bukan? Entah).

Oh, yang menarik matanya justru bukan sang Exorcist muda itu, tapi apa yang ada di dekatnya. Sebuah papan coklat yang tergeletak di dekatnya. Sekali lihat pun, Eric tahu apa fungsi dari papan itu. Hei, beberapa teman masa kecilnya juga sering bermain-main dengan hal itu dan tidak ada hal aneh-aneh yang terjadi.

Cuma permainan lama yang mengingatkannya pada masa kecil.

"Ohohoho! Ouija Board!" Dan jangan pertanyakan kecepatan pemuda ini untuk nyelonong ke daerah orang lain ketika dirinya sudah terlewat... penasaran dengan suatu barang. Kebiasaan yang buruk, namun masih bisa ia kendalikan. Entah bagaimana. Yang jelas, pemuda ini tanpa segan meniti papan tersebut, dengan setiap sentuhan yang mengundang rasa kagum.

"Whoaaaa, kau dapat ini dari mana--" Mata keunguan segera teralih pada bocah yang terenyak di sofa... kemudian membesar beberapa kali lipat. Heran, bingung, dan astaga-ini-anak-sudah-pulang--ekspresi yang mendominasi wajah Eric untuk beberapa waktu sebelum dirinya sempat bertanya lebih jauh.

"--Shiroga--err, kurang... Mister Shirogane!" Senyum melebar; tipikal senyum yang diberikan oleh seorang anak hiperaktif yang baru saja selesai menikmati gulanya. Jangan bayangkan, karena hasilnya bisa membuat gila. "Aku tak tahu kau suka dengan--" tangannya memperlihatkan papan Ouija tersebut sekali lagi, pada Lioret yang sudah melihatnya berkali-kali "--fenomena-fenomena aneh macam begini."

Sengiran, kali ini agak usil disertai dengan penasaran. "Ingin bermain?"

"Allegra?"

Melongok ke dalam, melihat ruangan kamar tempatnya berbagi tempat dengan sesama exorcist yang lebih tua empat tahun darinya tersebut. Tidak ada, hmm, kemana dia? Mengambil gestur jari telunjuk ditaupkan ke bibir, berpikir kemungkinan lain dimana gadis yang lebih dikenal dengan sebutan barbar itu berada. Barbar karena kekuatannya katanya, hmm, lihat nanti mungkin. Menutup kembali pintu ruangan tersebut dan memilih untuk melangkahkan dirinya menuju tempat manapun yang bisa menghapus rasa bosannya.

Lio sedang dalam misi kalau tidak salah? Ia sendiri lupa kapan pemuda itu pulang dari misinya tersebut. Tapi ah, kemana semua orang? Tidak adakah yang bisa dijadikan permainan bagi seorang Shion sekarang? Ia bosan, buku yang ia miliki sudah hampir ia baca semuanya. Dan jangan katakan padanya untuk pergi ke perpustakaan sekarang karena ia sedang tak ada keinginan untuk melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut. Penat saja rasanya berada di perpustakaan terlalu lama.

Misi baru, tidak ada ya?

Uh-hm, ke ruangan infirmary saja mungkin? Meminta cokelat buatan Gaby sekaligus mengadakan dialog dengannya. Ya, itulah tujuannya pertama kali ketika entah kenapa haluannya berputar untuk mengarah ke ruang santai markas cabang Eropa ini. Di ruang santai sepertinya tidak ada apa-apa? Terlebih karena tidak ada yang sesuatu yang seru disana. Atau mungkin--ya, kita ubah dugaan tersebut ketika secara tak sengaja sepasang bola mata aquamarine miliknya menangkap sesosok pemuda yang cukup ia kenal dengan baik.

"Lio!"

Spontanitas untuk memeluk pemuda itu dari arah belakang. Ah, ngomong-ngomong apa itu benda yang tengah diamati Lio? Sebelumnya tak terlalu peduli akan hal tersebut karena lebih mementingkan mainan baru yang akhirnya tersedia untuknya. "Kapan pulang dari misi? Kok tidak mengatakannya sih", menggembungkan pipi kesal. Fuh, kembali pada mode awal, secara sudah lama tak menggunakan sifat macam ini. Eh ada pemuda lain disitu juga, ia baru sadar. Ia hanya tahu pemuda itu adalah seorang finder, nama? Lupa sepertinya.

"Bermain?", sekilas mendengar beberapa patah kata pemuda tersebut. "Itu papan apa memangnya Lio?", masih dalam keadaan memeluk pemuda kenalannya tersebut.

---

OOC: Diijinkan godmood memeluk u_u

Pemuda berdarah Prancis-Jepang itu hanya mengangguk-angguk saja mendengar Eric Maxime-Oliver yang dengan segala keaktifannya meneliti papan aneh miliknya. Finder di depannya mengucapkan hal-hal yang—serius—tidak dimengerti Lio dan membuatnya cengo seperti orang bodoh. Nama papan itu Ouija Board? Dan apa yang hebat dari papan itu hingga Maxime-Oliver sampai..segitunya?

Seperti menemukan uang saja. Ckckck.


“Di..Barat?” menjawab, bingung, cengo—lagi. Baru ia sadar dari kebingungannya, tiba-tiba ada saja yang memeluknya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Shion karena di Black Order cabang Eropa ini (untuk sekarang) tidak ada yang sembarangan memeluknya seperti ini. Lalu gadis itu menanyakan kapan ia pulang dan kenapa dia tidak bilang-bilang. Pertanyaan dari Lio: bagaimana dia bisa bilang?

“Err—dua jam lalu,” menghitung dengan jari tangannya, hal-hal yang ia lakukan sekembalinya dari misi, selain mandi tentunya. Kembali ke Maxime-Oliver yang mengatakan hal aneh. Fenomena aneh? Maksudnya papan—Ouija Board –ini mengandung hal aneh yang bisa mengeluarkan hal aneh sehingga dicap fenomena aneh?

Bingung, sumpah.

"Ingin bermain?"

“Bermain?” menaikan satu alis, ternyata “papan aneh yang namanya Ouija Board dan mengandung hal aneh yang bisa mengeluarkan hal aneh sehingga dicap fenomena aneh” ini mainan, toh? “Caranya?”

---

Webe..=)) *dikeplak*