Time | Selamat datang di Black Order Headquarters! Waktu dunia Black Order HQ saat ini adalah: Februari 1880 |
|
| [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine | |
| | Author | Message |
---|
Francis U. C. Karlsen
Posts : 96 Poin RP : 20
Biodata Posisi: General Cabang: Eropa Umur: 27
| Subject: [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine 26th June 2010, 21:31 | |
| Malam yang indah—sang General memilih untuk menghabiskan waktunya sendirian. Sebenarnya sebuah pemandangan yang bisa dicap sebagai anomali, mengingat kebanyakan malam hari sang General pasti dipakai setelah menculik salah satu Exorcist atau Section Staff ke kamarnya. Hanya saja bulan yang indah ini tidak bisa dilewatkan begitu saja—terduduk menyandar pada kaca yang besar. Dari sana, manik obsidiannya dapat melihat dengan jelas bagaimana benda langit yang berbentuk bulan sempurna.
Full moon. Seharusnya para laki-laki bisa menggunakan kesempatan ini untuk bermesraan dengan sang kekasih, sayangnya Francis bukanlah tipe pria yang memilih untuk terpaut pada satu orang saja—dirinya terus merasa diri bebas tanpa dikekang oleh yang namanya hubungan. Tetapi, apakah kesendirian yang tidak tetap ini bisa akan terus berlanjut? Sampai kapan Francis bisa tahan—mungkin pikirannya sudah terbuang daripada gambaran keluarga hangat yang sering dilihatnya ketika bertugas, hanya saja terkadang ia memiliki sebercak keinginan untuk bebas dari kutukan ini.
Hanya saja ia tidak akan bisa lepas dari hal ini, mengingat tubuhnya juga bukan tubuh seorang manusia biasa.
Kepalanya dijedukkan ke kaca sehingga menimbulkan suara benda bertubrukan pelan, berusaha menghilangkan keinginan muluk-muluk tersebut. Semua yang ditutupinya dengan perangai kasar dan serampangan, mengusir segala kemungkinan ada yang tertarik padanya dan berhasil membuat Francis tertarik balik. Apa yang ia lakukan memang hanya keegoisan semata, mengaku bahwa dirinya menyukai semua wanita—yang pada dasarnya adalah sebuah hal yang benar-benar konyol.
Mungkin ini alasan kenapa ada pria yang membiarkan diri dibenci oleh wanita yang dicintainya—selama ini hal itu tidak pernah mengecewakan Francis yang tidak pernah mencintai dengan tulus. Menyukai tubuh wanita, tentu—bagaimana dengan hati?
Knock knock.
Terdengar ketukan pintu, membuat Francis menoleh dan menerka-nerka siapa yang datang. Jarang ada yang mau mendatanginya—bahkan ada yang mau kabur kalau ditarik oleh Francis ke dalam ruangannya. Jadi siapa yang datang? Uh oh, moga-moga saja bukan laki-laki karena Francis tidak pernah berminat untuk menghabiskan malam dengan laki-laki.
"Ya? Masuk saja." | |
| | | Izarra O. Maraschine
Posts : 28 Pemilik : jingsgirl Poin RP : 20
Biodata Posisi: Disciple Cabang: Eropa Umur: 25 tahun
| Subject: Re: [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine 26th June 2010, 21:49 | |
| Anomali, mungkin.
Kala itu, Januari, sekitar tanggal 27. Udara tidak sedingin bulan lalu, dan malam kini terasa lebih hangat dibanding biasanya. Musim akan segera berganti—benar-benar tidak terasa, ya? Dan malam itu, bayang-bayang jalusi jendela tampak begitu jelas di pelantaian koridor dimana wanita itu, Izarra, berjalan dengan nampan berisi kopi. Pemandangan yang sudah biasa dan aktivitas yang memang sudah dibilang lumrah bagi disciple muda ini. Diantara ketiga disciple yang dibawahi oleh General Karlsen bisa dibilang Izarra yang paling senior. Namun bukan berarti karena senioritas, maka Izarra menjadi punya akses lebih untuk masuk ke kamar sang general begitu saja—namun murni untuk mengantarkan kopi ini saja.
...benar, tidak lebih.
Derap langkahnya perlahan memelan ketika sosoknya berhenti di depan pintu; pintu kamar sang general, dan bersiap mengetuknya.
Knock, knock.
"General, boleh saya masuk?"
Menunggu beberapa saat—terdengar sahutan dari dalam. Izarra memegang nampannya dengan satu tangan dengan lebih berhati-hati, sementara tangannya yang lain meraih gagang pintu seraya membukanya. Ruangan yang ia masuki tidak seberapa terang selain oleh pancaran sinar temaram bulan yang tengah purnama; tidak biasanya, untuk hitungan tanggal sekarang.
Anomali?
Izarra tak banyak berkomentar. Ia menutup pintu di belakangnya, lantas berjalan mendekat tanpa pikiran macam-macam. Meletakkan cangkir kopi hitam yang biasa diminum sang atasan, di atas meja tak jauh dimana sosok sang atasan tengah berdiri menatap langit dengan lungsungan sinarnya yang menerpa sebagian tubuhnya yang tercenung, terbius menatap si dewi malam.
"...kopinya, sudah saya bawakan, master."
Satu gerakan sigap ia menakup nampan di depan dadanya. Diam menanti respon.
Last edited by Izarra O. Maraschine on 27th June 2010, 10:14; edited 1 time in total | |
| | | Francis U. C. Karlsen
Posts : 96 Poin RP : 20
Biodata Posisi: General Cabang: Eropa Umur: 27
| Subject: Re: [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine 26th June 2010, 22:27 | |
| Cahaya yang terang membuat kamar pribadinya tidak memerlukan penerangan tambahan, membiarkan cahaya lembut dari sang rembulan memberikan penerangan yang remang. Dai tempatnya duduk, tampak seorang wanita yang membawakan nampan untuk dijadikan tempat kopi. Biasa dilakukannya, padahal Francis tidak memerintahnya untuk selalu membawakannya; tapi entah sejak kapan—disciplenya yang bisa dibilang merupakan Exorcist yang paling sering dipaksa menemaninya—Izarra jadi membuat ini sebagai kebiasaan.
Francis memang memberikan kebebasan untuk disciplenya masuk, mengingat tidak akan ada yang bisa melukainya, tapi Francis tidak mau tahu kalau ada hal yang terjadi ketika wanita mulai menjejakkan kakinya di dalam. Namun walaupun pernah diperingati, Izarra tidak pernah berhenti.
Sebab hal yang paling ditakutkannya telah terjadi.
"...kopinya, sudah saya bawakan, master."
"Terima kasih." Francis berjalan mendekati meja kerjanya yang tidak begitu jauh dari tempatnya duduk memandangi sang rembulan, menyesap kopinya yang tidak begitu manis. Izarra tahu benar bagaimana ia membenci makanan yang manis.
Tetesan terakhir berhasil melalui tenggorokan Francis, diletakkannya cangkir kosong tersebut di atas mejanya dan langkahnya menuju Izarra. Posisinya hanya dipisahkan dengan jarak sejengkal, membuat Francis langsung menarik bahu Izarra dan mulai mencium bibirnya—dengan ciuman yang dibawa dari negara asalnya. Tangannya meremas bahu Izarra erat. Ketika ciumannya dilepaskan, Francis menjilat bibirnya sendiri dan tersenyum.
"Tahu apa yang akan terjadi kalau kau menjejakkan kaki di kamar pribadiku, kan?" Tanyanya. | |
| | | Izarra O. Maraschine
Posts : 28 Pemilik : jingsgirl Poin RP : 20
Biodata Posisi: Disciple Cabang: Eropa Umur: 25 tahun
| Subject: Re: [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine 26th June 2010, 22:51 | |
| Izarra hanya berdiri termangu, dalam diam.
Wanita ini hanya memeluk nampan tanpa berbicara sedikitpun. Kedua tangannya mengerat penuh pada tepian nampan seolah enggan melepasnya. Semua itu bukannya tanpa alasan. Paling tidak ketika di suatu waktu di pertengahan bulan Desember. Saat itu markas cukup sepi karena sebagian besar staff tengah berkumpul untuk merayakan pesta Natal. Suatu waktu, ketika dirinya terjebak di ruang santai hanya dengan sang general yang muncul kemudian. Seolah membuntuti, namun Izarra tidak akan berpikir sejauh itu. Walau reputasi sang atasan memang jauh dari kata baik, namun mau dikatakan seperti apapun, atasan tetap atasan.
Hanya sebatas hubungan secara vertikal dengan dirinya,
yang juga, tidak bisa ia terima mentah-mentah.
Mungkin akan terdengar sangat-sangat seperti drama, dimana seorang lakonnya diposisikan sebagai seseorang yang telah diplot untuk memendam perasaan cinta pada seseorang yang ia puja, dimana sang lawan main hanya diam tanpa memberi respon sedikitpun. Dibiarkan. Digantung. Tanpa suatu penyelesaian yang signifikan.
Itulah, yang dialami Izarra sekarang.
Kedua bola matanya yang sewarna hazel hanya meneliti keadaan di sekeliling sang master, ketika ia berbalik dan meraih cangkir kopi buatannya, menyesapnya hingga habis. Tanpa ada satu suara terdengar, selain gentur tubuh yang berubah secara ritmis, yang membuat Izarra terpaku dan lupa.
Bahwa Francis Karlsen tetaplah Francis Karlsen.
Wanita ini melewatkan satu jeda dalam benaknya yang membuatnya buta akan pergerakan sang master yang bergerak jauh lebih cepat darinya. Tubuhnya direngkuh tanpa bisa melawan, sehingga sesaat ketika Izarra benar-benar sadar. Satu sensasi yang muncul ketika bibir keduanya bertemu (dalam keterpaksaan) dan bertaut satu sama lain. Izarra mencoba mengelak, namun dasar dari awal bahwa wanita tidak bisa sejajar dengan pria dari segi tenaga membuatnya tidak bisa melawan. Tak ada perlawanan, ia hanya pasrah sampai tautan berakhir.
Tatapan matanya nyalang, walau di dalamnya terbersit hal lain.
"Tentu, aku tahu hal itu, master."
Jeda beberapa detik.
"...yang membuatku tak habis pikir, kenapa..."
Kenapa, masih saja tidak memberi jawaban dengan terus hanya memberi harapan? | |
| | | Francis U. C. Karlsen
Posts : 96 Poin RP : 20
Biodata Posisi: General Cabang: Eropa Umur: 27
| Subject: Re: [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine 26th June 2010, 23:31 | |
| Izarra hanya pasrah ketika tubuhnya ditarik oleh Francis—membuatnya ingin segera menghilangkan pemikiran tersebut. Apa yang mengganjal di benaknya sejak saat itu, di mana Francis memutuskan untuk tidak memberi jawaban sama sekali. Meninggalkannya ke dalam ketidak pastian—Francis tahu, yang ingin ditekankan adalah jangan berharap padanya. Francis tidak bisa menolaknya, sebab ia memang tidak memiliki alasan untuk menolaknya.
Suka? Jelas.
Cinta? Pada tubuhnya.
Kecuali Izarra hanya mau dimanfaatkan tubuhnya, Francis tidak keberatan—dan itulah yang selalu dilakukannya setiap kali mereka berdua sedang senggang. Atau jika Francis senggang tetapi Izarra tidak, maka Francis akan menggunakan wanita lain. Simpel baginya, bagaikan bermain dengan boneka-boneka yang tidak pernah luntur kecantikannya serta keindahannya. Itu alasan kenapa dia memilih wanita sebagai pelampiasan emosinya dan juga merusak barang, didukung oleh Innocencenya.
Tapi pelampiasan tidak akan bisa sepenuhnya menghilangkan emosi.
Izarra begitu patuh padanya, serta membuatnya gemas. Seringkali Izarra diperlakukannya semena-mena, hasilnya benar-benar di luar dugaan Francis. Sama sekali tidak sama dengan ekspektasinya. Benar-benar mengejutkan.
"...yang membuatku tak habis pikir, kenapa..."
"Apa yang mengganjal pikiranmu?" | |
| | | Izarra O. Maraschine
Posts : 28 Pemilik : jingsgirl Poin RP : 20
Biodata Posisi: Disciple Cabang: Eropa Umur: 25 tahun
| Subject: Re: [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine 27th June 2010, 00:02 | |
| Wanita ini memalingkan wajah.
Kalimatnya yang terakhir terpotong; sengaja, karena dia tidak mau menyinggung masalah itu lagi, sebenarnya. Namun lingkungan di sekelilingnya seperti enggan membiarkan masalahnya ini terpendam begitu saja bak ditelan bumi. Tidak bisa begitu. Dia atasannya, dan Izarra bawahannya. Masih, sampai sekarang. Sebenarnya kalau bisa, Izarra lebih memilih untuk dipindah tugaskan saja dari markas sentral. Mungkin ke sebuah kantor patroli di Afrika, atau ke markas Amerika maupun Asia. Jauh, sejauh mungkin dari seorang Karlsen.
Harapan, cuma sebatas harapan.
Walaupun hatinya juga akan berdusta jika menghendaki harapannya.
Matanya menelisir, ia menatap tatanan sprei kasur yang biasa ditempati sang general tidur—dan meniduri entah berapa orang wanita lain tanpa Izarra tahu—yang tampak kusut karena jarang ditata rapi. Izarra mengalihkan pandangan lagi, sebisa mungkin menghindari kontak mata dengan sang atasan kalau bisa. Walau sia-sia saja. Tindakannya yang ingin melarikan diri ini mungkin memang pengecut sekali, tapi tak apa.
Karena jauh di lubuk hatinya, Izarra lebih tidak tahan.
Semakin ia sering menemui sang atasan, maka semakin sulit untuk bisa lepas.
Yang sialnya seperti pedang bermata dua; membuatnya ingin pergi menjauh sekaligus tidak ingin membuat kedua matanya tidak lagi melihat keberadaannya di dekat Izarra lagi.
Iya, Izarra plin-plan.
Sang atasan membuka suara, menukas dengan suaranya yang khas dan dalam, menegur pertanyaan yang mempertanyakan lanjutan kalimatnya. Apa ini? Master-nya ini pura-pura atau...? Tuhan, apa dia harus mempermalukan diri lagi dengan mengumbar faktanya? Apa perlu dia menyindirnya sekali lagi...atau barangkali menekannya agar mau memberi penyelesaian?
Digantung selama ini; tidak mengenakkan.
Izarra menegakkan kepala.
"Tentang sesuatu hal...sesuatu yang sampai saat ini terus mengganjal pikiran saya. Tak peduli oleh dinginnya musim."
"Soal anda." | |
| | | Francis U. C. Karlsen
Posts : 96 Poin RP : 20
Biodata Posisi: General Cabang: Eropa Umur: 27
| Subject: Re: [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine 27th June 2010, 11:24 | |
| Francis membiarkan Izarra berlaku semaunya, selama tubuhnya tetap di dalam lingkup tangannya. Bisa dilihatnya sang disciple tidak mau menatapnya, tidak masalah mengingat bagaimanapun juga mereka harus bertatapan. Pindah cabang juga bukan sebuah proses yang mudah, harus ada alasan yang kuat. Selama Izarra ada di cabang Eropa, maka tanagn Francis akan selalu mengekangnya—hal yang alamiah terjadi baginya.
"Soal anda."
Dibelainya rambut Izarra, tangannyapun menjalar ke area lain. Jari-jarinya menyusuri pinggang sang disciple dan lama-kelamaan turun ke daerah pinggul, meremasnya. Izarra tahu kalau Francis tidak akan menjawabnya, melainkan membiarkan pertanyaan itu akan hilang ditelan oleh angin yang tipis. Tangannya mengelus pipi Izarra dan mulai menciuminya.
"Kudengar akan ada acara dansa, dengan siapa kau pergi?" Tanyanya dengan topik yang jauh berbeda, jelas karena ia tidak mau menjawabnya. Francis melihat pengumuman ini tidak lama dan sebenarnya tidak begitu tertarik untuk datang, toh yang ada juga semua wanita menjauhinya karena takut—kecuali disciplenya yang satu ini. Bukan berarti Francis berharap kalau Izarra mau—disciplenya bebas untuk bersama orang lain, Francis tidak masalah.
Untuk kebaikan kedua belah pihak, lagipula.
Last edited by Francis U. C. Karlsen on 27th June 2010, 11:59; edited 1 time in total | |
| | | Izarra O. Maraschine
Posts : 28 Pemilik : jingsgirl Poin RP : 20
Biodata Posisi: Disciple Cabang: Eropa Umur: 25 tahun
| Subject: Re: [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine 27th June 2010, 11:38 | |
| Lagi-lagi yang ia dapat, nihil.
Izarra menghela nafas teramat pelan, ia berani bertaruh atasannya ini tidak akan mendengarnya. Nafas yang diambil dalam kegundahannya yang tiada berujung. General Karlsen tidak merespon ucapannya sama sekali, hanya saja dia terdiam sambil terus membiarkan jemari tangannya dengan lincah menjalari sekujur tubuh Izarra. Apa ini yang Izarra inginkan? Bukan berarti biasa—paling tidak ia tidak akan mengalami histeria yang sama ketika kejadian yang dulu membuatnya cukup mengalami trauma. Tubuhnya tidak bergerak, meski sedikit gerakan reflek respontif diberikannya. Jalaran di sekitar pinggang, turun perlahan...semua ini ia terima.
Belaian itu.
Ciuman itu.
Karena yang ada dihadapannya adalah Karlsen. Karlsen...
Karlsen-nya.
—cukup.
Izarra menghela nafas agak lamban, lalu menegakkan kepala. Biarkan...semakin Izarra berusaha memancingnya untuk bicara, yang ia peroleh hanyalah kesia-siaan. Wanita ini tak lagi berusaha lebih diam, karena kini seulas senyum tipis telah menghiasi wajahnya.
"Kudengar akan ada acara dansa, dengan siapa kau pergi?"
Soal Grand Ball itu...Izarra memang sudah dengar.
Entah kenapa setelahnya ia merasa pipinya agak hangat.
"Saya kurang tahu bisa atau tidak, err...karena banyak yang bilang acara ini termasuk acara besar." Izarra terlihat mengingat-ingat sesuatu. "Saya juga mendengar kalau seluruh cabang bisa turut serta."
Dia mengakhiri.
Belum, sebenarnya belum juga.
Izarra menatap sang general sekali lagi. "General berminat?" tidak ada gunanya memancing. Izarra terbatuk sekali. "Uhm...barangkali. Karena saya sendiri tidak mendapat tawaran sejak tadi pagi pengumumannya tiba."
Ia tertawa kecil. | |
| | | Francis U. C. Karlsen
Posts : 96 Poin RP : 20
Biodata Posisi: General Cabang: Eropa Umur: 27
| Subject: Re: [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine 27th June 2010, 11:59 | |
| Mungkin ada bagusnya kalau dia pergi ke Grand Ball tersebut, lagipula mungkin bisa membuatnya semakin lega dengan menggoda para wanita di sana. Walaupun ada sedikit rasa yang mengganjalnya, tapi hal itu jelas dapat dengan mudah ia tutupi. Sebagai seorang petarung depan, kebanyakan orang akan hanya melihat fisiknya—berbeda dengan mereka-mereka yang memiliki paras halus dan tampak rapuh. Mungkin juga tidak sedikit orang yang menyangkanya tidak punya perasaan. Mungkin fakta kalau dia sering menculik exorcist muda ke kamarnya memperkuat keyakinan itu.
Izarra mulai merespon pertanyaannya, menjelaskan hal yang sudah diketahui oleh Francis. Acara yang memungkinkan mereka bisa bertemu dengan exorcist dan general cabang lain—tidak menutupi kemungkinan yang manis dan cantik. Sebagai penduduk cabang lain, nama Francis pasti tidak begitu dikenal—berbeda dengan cabang Eropa yang mungkin di setiap kamar para wanita akan diapsangi jimat untuk menghalau dirinya.
Tidak masalah, sebab itu memang tujuannya. Menjauhkan diri dengan wanita—
—itu sebabnya Francis terpikat dengan Theodora Xena, entitas tanpa bentuk yang mengagumkan. Namun tak bisa disentuhnya, mungkin karena alasan itulah hatinya memperbolehkan Francis untuk tertarik dengannya, sebagai entitas yang tidak mungkin bisa didekapnya. Tahu bahwa Xena tidak akan menjadi miliknya.
Berbeda dengan wanita dengan wujud konkrit yang ada di depannya. Sekali ia terpikat, maka Francis akan tidak pernah menyerah.
"General berminat?"
"Mau pergi denganku?" Tanyanya santai, lalu menggenggam tangan Izarra. | |
| | | Izarra O. Maraschine
Posts : 28 Pemilik : jingsgirl Poin RP : 20
Biodata Posisi: Disciple Cabang: Eropa Umur: 25 tahun
| Subject: Re: [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine 27th June 2010, 12:18 | |
| Kalau atasannya sadar...sebenarnya selentingan ringan yang dilontarkan Izarra memiliki maksud ajakan. Sepele memang, ujaran penuh maksud tersembunyi. Izarra masih tertawa kecil, tawa yang menyembunyikan ketidakyakinan bahwa sang atasan sadar. Mungkin sulit...namun sudah konsekuensinya. Yang bisa disalahkan adalah bagaimana Izarra bisa jatuh padanya seperti ini. Keadaan yang baru ia sadari beberapa waktu ketika ia mulai bertanya pada dirinya. Sepentingkah orang itu untuknya?
Sayangnya jawabannya, iya.
Izarra berdeham di akhir tawanya, lalu memandang sang general agak lama. Wajahnya saja tampak seperti tidak fokus—seolah pikirannya melayang kemana-mana. Izarra meneguk ludah.
Eh...
Salah ya dia tertawa tadi?
Izarra mulai rikuh, tidak nyaman dengan kondisinya sampai ia mendengar General Karlsen kembali membuka suara.
"Mau pergi denganku?"
...eh?
"Pardon?"
Izarra, terkejut.
Dia tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya. Terdiam lama, dia berusaha untuk mencerna kondisi. Atasannya...merespon. Sewajarnya. Sebentar, ini bukan ajakan main-main kan? Izarra masih sulit untuk mencerna keadaan. Haruskah dia bertanya 'General, anda serius?' sekali lagi? Tidak, tidak...ia tahu generalnya memang gemar sekali menggoda bawahannya—seperti ia dan Allegra, Marino juga...tapi mungkin karena dia lelaki maka gurauannya lebih terkesan berbeda. Ukh, di kepala Izarra mulai muncul dua pemikiran yang saling bertolak belakang.
"...a-anda serius mau pergi...dengan saya?"
Wajahnya masih tidak percaya. Oh, jangan sampai setelah ini atasannya bilang 'Tidak, aku bercanda kok'. | |
| | | Francis U. C. Karlsen
Posts : 96 Poin RP : 20
Biodata Posisi: General Cabang: Eropa Umur: 27
| Subject: Re: [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine 27th June 2010, 12:48 | |
| "Pardon?"
"Mau pergi denganku?" Tanya Francis sekali lagi, menjawab pertanyaan yang dilontarkan Izarra. Ia agak bingung juga, mengingat rasa-rasanya Francis mengucapkannya dengan cukup jelas. Tapi dengan mudah ia mengulangi pertanyaan—tanpa ada perasaan berat atau malu. Malah tampak perubahan di mimik wajah Izarra—Francis tidak sebodoh itu, dia tahu apa yang menyebabkan perubahan wajah Izarra. Manisnya, itu membuatnya gemas.
Namun hatinya tidak mengizinkan Francis untuk jatuh cinta.
Itu sebab mimik Francis yang biasa-biasa saja, membunuh perasaannya menjadi solusi yang paling tepat untuk saat ini. Untuk saat-saat di mana keadaan tidak mengizinkannya untuk terbuai di dalam perasaan lembut yang menenangkan.
"...a-anda serius mau pergi...dengan saya?"
"Tidak, aku bercanda kok."
Hening sejenak, mungkin cukup lama untuk Izarra mencerna kalimatnya.
"Tidak—aku bercanda. Aku serius mengajakmu. Mau? Kalau tidak, aku tidak akan pergi." Karena ia tidak mungkin mengajak yang lain, ada juga ditolak di tempat, walaupun bisa menggunakan sedikit unsur paksaan untuk itu. | |
| | | Izarra O. Maraschine
Posts : 28 Pemilik : jingsgirl Poin RP : 20
Biodata Posisi: Disciple Cabang: Eropa Umur: 25 tahun
| Subject: Re: [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine 27th June 2010, 13:04 | |
| Bumi kepada Izarra... Bumi kepada Izarra...
Puji Tuhan, wanita ini sepertinya terlalu 'bahagia' kalau ternyata atasannya ini benar mengajaknya pergi. Sungguh, dia tidak berani menarik kemungkinan bahwa atasannya ini bisa mau menerima ajakan terselubungnya. Membuatnya kini hanya bisa terpaku tidak percaya bahwa kini malah atasannya mengajaknya balik, sebagai penegasan bahwa kali ini ucapannya serius.
Izarra bingung. Dia ingin menyungging senyuman senang...tapi dia belum mendengarkan kepastian dari pertanyaannya lagi. Duh, ia jadi diombang-ambing seperti ini, membuatnya jadi semakin salah tingkah.
Argh, mungkin sekarang juga wajahnya jadi memerah?
Dia mendongak ketika menyadari atasannya hendak menjawab.
"Tidak, aku bercanda kok."
He?
"He?"
Diangkat tinggi ke awan, dilepaskan jatuh kembali ke tanah.
Ekspresinya masih susah ditebak. Mematung, terdiam seperti baru saja mendapat guncangan emosional. Hiperbolis, memang. Tapi rasanya cocok dikatakan demikian. Nah...benar, kan? Benar bahwa masternya cuma bercanda dengan ucapannya, kan? Hiks, entah kenapa rasanya sedikit sakit mendengarnya. Terlalu berharap itu memang tidak baik.
Ia melesu.
Tidak mau dibohongi lagi. Tidak lucu.
"Tidak—aku bercanda. Aku serius mengajakmu. Mau? Kalau tidak, aku tidak akan pergi."
"Yang ini bohong juga tidak?" suaranya agak berat—entah, mungkin karena tidak mau dibohongi lagi. Tidak lucu, sangat tidak lucu! Izarra senang kalau ajakan itu sungguhan, apakah atasannya tidak mengerti?
Dia diam, agak lama.
"...sa-saya...mau."
Dan, tersipu. | |
| | | Francis U. C. Karlsen
Posts : 96 Poin RP : 20
Biodata Posisi: General Cabang: Eropa Umur: 27
| Subject: Re: [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine 27th June 2010, 15:21 | |
| Francis menyungging senyuman ketika Izarra mulai bengong tiba-tiba, membiarkannya berpikir dengan pose tetap memeluk. Tangannya dilingkari di pinggang Izarra, membuatnya dapat dengan mudah memperhatikan setiap perubahan mimik wajah Izarra. Semburat merah tergambar dengan jelas di wajah manis sang disciple yang menggemaskan, seperti bingung apa yang harus diperbuat. Sayang yang muncul di wajah Francis berubah menjadi senyuman miris.
Andai saja ia tidak membatasi dirinya sendiri, andai saja ia tidak berpikir terlalu jauh, andai saja ia adalah entitas egois yang tidak peduli dengan orang lain.
Andai saja Francis bisa mencintai.
"Yang ini bohong juga tidak?"
Francis menggeleng pelan, lalu dengan gemas menciumnya lagi. Tangannya mulai berpindah, keduanya mencapai bagian pinggul Izarra dan mulai meremasnya. Ia sering meniduri Izarra, membuatnya tahu bagaimana cara melepaskan seragam Izarra yang tampak ribet itu. Dan Francis mengangkat tubuh Izarra agar terduduk di atas meja kerjanya, membiarkannya terus merasakan sentuhan dari tangan Francis yang kasar, jelas kontras dengan kelembutan kulit Izarra.
Dan sekali lagi, mereka berdua menghabiskan malam di kamar pribadi Francis.
Sang general berbisik pelan. "Cahaya sang rembulanpun tidak bisa mengalahkan keindahanmu." | |
| | | Izarra O. Maraschine
Posts : 28 Pemilik : jingsgirl Poin RP : 20
Biodata Posisi: Disciple Cabang: Eropa Umur: 25 tahun
| Subject: Re: [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine 27th June 2010, 17:19 | |
| Izarra masih tersipu. Ia malu. Ia tidak bisa...tsk. Rasanya perasaannya campur aduk sekarang. Ia senang, mendengar bahwa sang masternya ini ternyata bersedia. Tidak menyangka...sama sekali. Puji Tuhan, rasanya Izarra tak akan urung membuat salib berkali-kali rasanya--tidak, tapi tidak sekarang. Tentu jika ia kembali ke kamarnya nanti, lekas ia akan duduk di atas meja sembari mengucap syukur. Hehe, bahagia rasanya. Dan entahlah, apakah General Karlsen merasakan hal yang sama, ia masih saja memeluk dirinya. Erat, seperti tidak mau dilepas. Izarra tidak mempermasalahkan itu, baginya asal itu Francis Karlsen, maka ia tak akan apa-apa. Ya, Izarra memang sudah dibutakan oleh frasa itu. Frasa yang akhirnya menjawab semua perasaan aneh yang dialaminya selama ini. Frasa yang mengandung bermacam makna yang bisa dimaknai oleh Izarra kini, yang membenarkan ketetapan hatinya. Frasa yang mendasari keyakinannya untuk tidak takut ketika sang general pada malam-malam tertentu—dan mungkin, setelah ini, kembali menahannya untuk kembali ke kamarnya. Sekali lagi. Ya. Frasa sial. Cinta. —o0o— ... Semua sentuhan itu."...cahaya sang rembulanpun tidak bisa mengalahkan keindahanmu—"Semua pujian itu.Ia telan bulat-bulat. Izarra tidak peduli lagi, walau orang luar mau mengatainya seperti apa. Mungkin juga ia sudah lupa dengan ajaran suster kepala dulu. Tapi mau bagaimana lagi? Ia buta oleh cinta. Ia bisu oleh cinta. Pikirannya hanya satu, dan semuanya dipenuhi olehnya. Semuanya. Karena Francis Karlsen. Izarra mendongak, tersenyum tipis, dan sekali lagi dalam jeda dan pantulan sinar rembulan yang belum redup berujar pelan. "...mau bagaimanapun anda mengelak, master." "...saya akan terus menyimpan perasaan ini." Lalu ia, menunjukkan senyumannya sekali lagi. Senyum terbaiknya. _________________ “Love, is like an earthquake—it's unpredictable, a little scary, but when the hard part is over, you realize how lucky you truly are.” - Anonymous | |
| | | Sponsored content
| Subject: Re: [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine | |
| |
| | | | [Pre-Event] Francis U. C. Karlsen - Izarra O. Maraschine | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | You cannot reply to topics in this forum
| |
| |
|
|