View a character sheet

Nama :

Kun Shuo Ai

Posisi :

Section Staff

Cabang :

Asia

Umur :

15 tahun

Gender :

Perempuan

Kebangsaan :

Cina

Status Points :

Status Points Nilai Bonus Total
STR 3 +1 4
AGI 4
END 5 +1 6
INT 9 +2 11
LCK 5

Innocence Points :

Innocence Points Kalkulasi Total
MST (3*STR + 2*INT + 1*LCK)
TCT (4*INT + 2*LCK)
OFF (3*STR + 3*AGI)
DEF (6*END)
EVA (3*AGI + 3*LCK)

Informasi Tambahan :

Section Staff Diplomatik dan Komunikasi sebagai Juru Tulis

Penampilan :

Sepertinya mengalami masalah pada pertumbuhan badan, mengingat tubuhnya yang terlampau mungil untuk ukuran gadis 15 tahun. Tinggi 130 cm dan berat 25 kg. Memiliki rambut hitam pekat nyaris mencapai pangkal kaki (dan surai bagian sisi depan panjang sedada) dengan mata berwarna senada. Kulit putih. Dari segi penampilan, Shuo Ai sering mengenakan baju tradisional Cina dengan style terusan seperti gaun selutut dan agak mengembang dari pinggang ke bawah. Terkadang juga memakai gaun ala Eropa pemberian almarhum ayahnya, namun sangat jarang dipakai dan hanya untuk kondisi tertentu. Rambutnya dibiarkan tergerai. Sering mengenakan pita yang dibentuk sebagai bandana. VISUALISASI: - [Real] Abigail - NewFace.com - [Anime] Kuro Kagami - Kodomo no Jikan

Kepribadian :

Gadis yang periang dan murah senyum. Shuo Ai adalah sosok gadis yang sangat cinta damai dan cukup sensitif dengan yang berbau kekerasan (dia bisa secara tanpa sadar menatap seorang Exorcist dengan tatapan iba karena memikirkan bagaimana sakitnya seorang Exorcist ketika bertarung). Polos sebagaimana layaknya seorang anak-anak, tidak bisa diajak serius. Namun bisa mengatakan hal-hal yang tidak terduga (semacam kata-kata mutiara atau nasehat) dengan tata bahasa yang sangat sederhana. Manja dengan orang-orang di sekitarnya dan selalu minta diperhatikan. Cenderung egois dan agak keras kepala (tergantung situasi dan kondisi).

Informasi Tambahan :

- Suka sekali bermain-main. Dia bisa menggunakan media apa saja untuk bersenang-senang. Ketika bekerjapun, dia sangat jarang terlihat memasang ekspresi serius. Tapi bukan berarti kesenangannya bermain membuat pekerjaan jadi terbengkalai. Justru sebaliknya, Shuo Ai hanya ingin membuat suasana kerja yang menyenangkan dan tidak kaku. - Memiliki kebiasaan membawa 2 pita merah jambu yang sangat panjang untuk dimainkan ketika bosan (dan berakhir dia ikatkan di kedua tangannya tanpa ada alasan khusus). - Jika berjalan, sering sambil melompat-lompat kecil, terkadang sembari bersenandung. - Jarang sekali menangis. Paling parah hanya matanya berkaca-kaca, tapi tidak sampai menangis meraung-raung. - Sebenarnya IQ Shuo Ai tidak lebih seperti anak-anak pada umumnya. Namun karena kemauannya dalam belajar maupun mengasah kemampuan yang tinggi, Shuo Ai menjadi sosok gadis cilik yang cerdas. - Diam-diam ahli mengobati luka-luka ringan dan membuat ramuan sedehana. Shuo Ai sesekali datang ke Infimary hanya sekedar untuk bertanya cara membuat ramuan atau melakukan pengobatan. - Di sore hari, memiliki rutinitas ke kantin sekedar untuk menikmati kudapan. - Kurang suka makanan pedas karena mengganggap rasa tersebut cukup ekstrim di lidahnya. - Memiliki phobia terhadap ular karena pernah nyaris tewas gara-gara hewan yang satu ini. - Memiliki kebiasaan berjalan berputar-putar di satu tempat ketika berpikir keras. Shuo Ai merasa tidak bisa berpikir secara maksimal jika hanya duduk diam. - Sudah mulai bisa membaca sandi morse sedikit demi sedikit. Terkadang Shuo Ai dimintai bantuan oleh staff pemecah sandi jika kondisi memungkinkan. - Selain bahasa mandarin, Shuo Ai sedikit bisa menggunakan bahasa Inggris (masih amatir). - Masih belajar cara mengoperasikan golem. Caranya masih cenderung ngaco, makanya agak takut jika menyentuh golem. - Memiliki sedikit keahlian dalam menjahit, hasil ajaran sang ibu yang sering menyulap bajunya menjadi seperti gaun a la Eropa.

Relasi :

Relasinya secara umum sangat baik dengan para penghuni Black Order. Tidak peduli siapapun, mayoritas staff pasti sudah pernah menjadi korban kemanjaannya. Shuo Ai sangat dekat dengan Section Staff Diplomasi dan Komunikasi yang sering jadi korban guru dadakan baginya alias sering ditanyai segala macam yang berhubungan dengan bidang tersebut. Relasi yang benar-benar dekat dan kenal dengannya: - [Alm] Kun Shan Tao: Ayah Shuo Ai. Sebelumnya tercatat sebagai Exorcist cabang Eropa. - [Alm] Kun Li Juan / Xing Li Juan: Ibu Shuo Ai. Sebelumnya tercatat sebagai Section Staff Diplomatik dan Komunikasi sebagai juru tulis. - [Alm] Zhang Cai Shen: Orang yang merekomendasikan Shan Tao ke Black Order. Sebelumnya tercatat sebagai Exorcist cabang Asia. Semasa hidup merupakan sahabat baik Shan Tao dan sangat akrab dengan Shuo Ai. - Li Lian Jie: Exorcist muda di Black Order cabang Asia. Sejak kedatangannya pertama kali, Shuo Ai sering sekali dekat dengannya sehingga tanpa disadari menimbulkan keakraban di antara mereka, bahkan saling memotivasi satu sama lain.

Riwayat Hidup (pra-Black Order) :

Lahir di Black Order cabang Asia pada tahun 1865. Shuo Ai merupakan puteri tunggal pasangan Kun Shan Tao dan Xing Li Juan. Ketika baru saja lahir, sang ayah yang merupakan seorang Exorcist dipindahtugaskan ke Eropa. Tak heran jika Shuo Ai kurang akrab dengan sang ayah, wajahnya pun tidak dia ketahui. Namun setiap tahunnya, Shuo Ai selalu mendapat kiriman hadiah, sehingga Shuo Ai tetap merasa dekat dengan ayahnya. Selain itu, Shuo Ai juga sering mendengar perihal sang ayah dari ibunya dan kawan akrab ayah, Zhang Cai Shen. Sejak kecil, Shuo Ai selalu menempel dengan ibunya, Li Juan, walau sedang bekerja sekalipun. Li Juan merupakan anggota staff Diplomatik dan Komunikasi sebagai juru tulis. Karena kedekatan dengan sang ibunda dan "ruang bermain" yang secara tidak langsung adalah kantor staff, Shuo Ai sedikit demi sedikit mulai belajar bidang yang ada di Diplomasi dan Komunikasi. Ketika berusia 9 tahun, Shuo Ai bahkan sudah bisa membantu ibunya bekerja jika diperlukan. Pakaiannya yang cenderung selalu "mengembang" adalah hasil karya ibunya sejak kecil. Setiap baju yang dibeli, pasti dipermak menjadii seperti gaun. Shuo Ai tidak pernah keberatan dengan hal itu, bahkan malah minta diajari cara menjahitnya agar bisa melakukannya sendiri. Ketika masih anak-anak (sekitar usia 5 tahun), Shuo Ai pernah nekad bermain sendirian di luar markas tanpa pengawasan. Saat itu, dia menemukan ular dan malah mendekatinya (dia masih belum tahu seperti apa hewan ular itu). Tak disangka, ternyata ular itu adalah ular berbisa dan menggigitnya. Beruntung saat itu ada petugas Infimary yang sedang bebas tugas dan kebetulan lewat. Shuo Ai langsung dibawa ke Infimary dengan cepat saat kondisinya kritis dan bisa dibilang sudah sekarat. Untungnya dia masih bisa diselamatkan. Namun dampaknya, Shuo Ai jadi phobia dengan ular walau yang tidak berbisa sekalipun. Pada tahun 1877 (berusia 12 tahun), Shuo Ai bertemu dengan seorang anak yang baru saja bergabung dengan Black Order bernama Lian Jie. Kesan Lian Jie yang 'kelam' justru membuat Shuo Ai tergelitik untuk mendekatinya. Walau tidak mudah, bisa dibilang Shuo Ai cukup berhasil mendekati anak yang terpaut usia lebih muda setahun darinya tersebut. Bahkan ketika mengetahui masa lalunya, Shuo Ai tidak tanggung-tanggung untuk terus memotivasinya hingga bisa menjadi lebih kuat. Sayangnya, satu minggu setelah ulang tahunnya yang ke-14, Shuo Ai tidak bisa dikatakan dapat menjalani kehidupannya yang tenang seperti dulu. Dia mendapat berita bahwa ayahnya tewas dalam suatu misi. Ironisnya, secara bersamaan terdapat berita bahwa Cai Shen juga tewas di hari yang sama, namun jelas di tempat yang jauh berbeda. Hal ini tentu saja membuat shock Shuo Ai maupun orang-orang terdekat dari pihak Shan Tao maupun Cai Shen. Li Juan berusaha untuk tetap tegar dengan dalih mengingat kawan-kawannya yang merupakan Exorcist juga banyak yang mengalami hal yang sama. Shuo Ai yang untuk pertama kalinya kehilangan orang terdekat tentu saja terus menangis (untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Shuo Ai menangis sampai meraung-raung) dan selalu murung . Li Juan berkali-kali menjelaskan bahwa resiko kematian memang selalu membayangi Exorcist. Agak lama Shuo Ai akhirnya turut bertindak tegar walau bukan berarti menerima berita kematian tersebut sepenuhnya. Setahun kemudian, tepatnya awal Januari tahun 1880, Li Juan menyusul tewas diserang Akuma. Hal ini dikarenakan Li Juan saat itu berada di luar markas untuk suatu keperluan, namun akhirnya justru terjebak dalam wilayah di mana para Akuma datang menyerang penduduk sipil. Saat kejadian itu, Shuo Ai ada di kamar karena sakit sehingga tidak dapat mendampingi ibunya tersebut. Mendengar berita tersebut, sudah bisa dipastikan Shuo Ai sangat murung. Dia bahkan berada di kamar terus berhari-hari dengan dalih ingin menenangkan diri. Agak sulit baginya untuk bertindak lebih tegar seperti saat kematian ayahnya dan Cai Shen. Bahkan ia sampai harus diberi motivasi yang cukup "keras" oleh Lian Jie hingga benar-benar berhasil tersentak mengahadapi realita. Dengan susah payah, Shuo Ai berusaha bangkit dari ketepurukannya dan akhirnya muncul keinginan untuk mendukung organisasi Black Order dan berpikir untuk bergabung sepenuhnya alias melamar bekerja di markas tempat dia lahir tersebut. 2 minggu kemudian, Shuo Ai memohon untuk bergabung sebagai staff Diplomasi dan Komunikasi untuk menggantikan Li Juan sebagai juru tulis. Selain Shuo Ai tidak ingin keluar dari Black Order karena ketiadaan orang tuanya, dia sendiri tidak tahu apakah memiliki sanak saudara atau tidak di luar markas.

Riwayat Hidup (post-Black Order) :

Benar-benar bergabung sepenuhnya sebagai penghuni Black Order pada bulan Januari 1880, 2 minggu setelah kematian Li Juan, ibunya. Shuo Ai bekerja sebagai juru tulis untuk menggantikan profesi ibundanya tersebut. Selama bekerja, Shuo Ai sering terlihat tidak serius, malah terkesan main-main. Namun pekerjaannya jarang terbengkalai. Hal ini didasari karena pada dasarnya Shuo memang hanya ingin membuat suasana kerja yang menyenangkan saja. Dia semakin gencar belajar tentang berbagai hal di bidang Diplomasi dan Komunikasi, seperti cara menggunaan telegram, sampai cara membaca sandi morse.

Riwayat Innocence :

Nama Innocence :

Tipe Innocence :

Wujud Innocence (Aktif/Inaktif) :

Kekuatan Innocence :

Teknik :

Kelebihan Innocence :

Kelemahan Innocence :