[AMERICA] Golems Problems

Lokasi : Ruang penyimpanan golem di bagian diplomasi dan komunikasi.


Seorang wanita dengan tinggi yang semampai dan berambut gelap mengitari tumpukan golem yang menggunung. Satu, dua..? ah tidak dia tak akan bisa menghitung golem-golem yang rusak itu dengan jarinya, kecuali wanita Belanda ini bisa memperoleh pinjaman jari dari orang lain, dan hal itu tidaklah mudah seberapapun lihainya wanita ini meyakinkan mereka.

Jemarinya yang lentik mengambil sebuah Golem yang terlihat kumal, diangkatnya benda bundar itu ke hadapan wajahnya dan saat mata emeraldnya mencoba menganalisa kemungkinan-kemungkinan penyebab kerusakan, golem itu terbelah menjadi dua dan separuh bagiannya jatuh ke lantai yang berdebu.

"Itu golem ke 101 yang rusak di caturwulan ini Miss Scheziel", ucap staff diplomat itu dengan datar.

Chrysalis menoleh ke sang staff yang berdiri di belakangnya sambil mendengus kesal dan kembali menumpuk golem itu di atas tumpukan golem golem lainnya yang telah tidak berfungsi dengan baik. Beberapa tercabik di sana-sini dan berubah wujud menyerupai tanah liat.

"Bukankah seharusnya divisi research memperbaikinya? ini tempat penyimpanan golem, bukan tempat pembuangan limbah", Chrys berjalan mengitari ruangan pandangannya berhenti ke bagian golem-golem yang masih berfungsi dengan baik dan sekali lagi mencoba menghitungnya. Alis matanya meninggi saat dia mengetahui bahwa jumlah golem yang berfungsi dengan benar tak lebih dari separuh jumlah golem yang teronggok tak berguna.


"Kami mengirimkan permintaan perbaikan ke divisi research, namun mereka malah mengirimkan golem baru setiap saat"

...Pemborosan...,gerutunya dalam hati.

Bagaimanapun juga Chrysalis tak menyukai apapun yang tidak benar, begitu juga dengan tumpukan golem disini. Dia mengambil sebuah kursi kayu yang berada di dekat jendela. Wanita berusia 25 taun tersebut duduk di sana, bersedekap seperti anak kecil yang ngambek. Di kepalanya muncul beberapa alasan kenapa bagian riset lebih senang menyuplai golem baru daripada memperbaikinya, namun wanita ini sadar berspekulasi tak akan menghasilkan apapun.

Dia menyandarkan punggungnya di kursi tersebut, kakinya saling bersilangan.
"Tolong panggilkan staff research ke ruangan ini atau mungkin pihak terkait lainnya yang bisa menjelaskan dengan baik, aku ingin berbicara dengan mereka", titah sang section leader.

Tak perlu waktu beberapa lama bagi staffnya untuk langsung mengerjakan apa yang dia minta dan Chrysalispun menunggu kedatangan seseorang --atau beberapa orang?-- dengan tenang....

Elías tidak habis pikir, kenapa dirinya yang dititahkan untuk menyelesaikan tugas macam ini; menjelaskan kenapa ada ratusan golem rusak yang menumpuk di ruang penyimpanan golem di bagian Kantor Diplomasi. Ia adalah staff research yang bertugas di bagian intelegensi yang mengumpulkan informasi dari petugas lapangan serta berkontribusi pada pembuatan senjata Anti-Akuma di laboratorium. Bukan pembuat golem. Harusnya ia tidak ada sangkut pautnya dengan hal ini. Ya, seharusnya.

'Ayolah, Elías... Satu-satunya staff yang tidak terlalu sibuk saat ini adalah kamu, dan kau dekat dengan Section Leader Diplomatic kan? Kau pasti bisa meyakinkannya.'

Pria Meksiko ini menghela nafas ketika mengingat argumen yang dilontarkan Section Leadernya sendiri menyangkut alasan kenapa harus ia yang pergi. Padahal ia hanya menghabiskan satu malam di tavern bersama nona Belanda itu, namun gosip mereka menjadi dekat menyebar dengan cepat. Gosip memang hal yang menyebalkan, sampai ia harus terseret dalam masalah yang seharusnya tidak usah dipikirkannya.

Elías memperbaiki posisi kacamatanya, sebenarnya, argumen yang disiapkannya untuk Chrysalis juga tidak seberapa. Barangkali ia hanya akan menjawab seadanya saja. Salah sendiri, ia tidak mengerti duduk perkara masalah ini namun disuruh menjelaskan situasinya pada Section Leader yang lain. Yang ia tahu, daripada memperbaiki golem yang rusak, rekan-rekannya lebih suka membuat golem baru dengan dalih golem baru tersebut mempunyai fitur yang lebih lengkaplah, lebih tahan lamalah, lebih baguslah, dan lebih-lebih yang lain yang sebenarnya tidak terlalu spesifik perubahannya. Elías yakin kalau mereka hanya ingin memenuhi kesukaan mereka dalam menciptakan saja, sehingga mereka tidak memikirkan efektifitas ataupun pemborosan yang mereka lakukan.

Ia tiba di depan pintu ruang penyimpanan, kemudian menghela nafas kecil. Entah karena nasib atau apa, ia selalu dipertemukan dengan wanita Belanda itu, walaupun ia sudah sengaja menghindarinya. Tidak mau memikirkan hal itu lebih lanjut, ia mengetuk pintu, dan berucap pelan, "Permisi," sebelum mendorong pintu perlahan dan melongokkan kepalanya ke dalam.

"Permisi,"

Suara seorang pria dan pintu yang berderit mencampur menjadi satu, menandakan bahwa seseorang yang lain telah berada di ruangan tersebut. Chrysalis, yang telah berpindah posisi dari kursinya, berdiri di depan tumpukan golem untuk kesekian kalinya. Dia tak menoleh ke asal suara, tak perlu, karena dia telah mengenal suara milik siapa itu.

"Rovers?,"suara Chrysalis keluar dari kerongkongannya dengan mulus dan sedikit bergema di ruangan. "Aku kira pekerjaanmu bukan pada bagian ini.. apa aku salah?," kaki Chrysalis melangkah mendekati sang staff research. Terdengar suara decakan yang halus darinya.

Jarak satu meter di antara mereka, sang nona Belanda memandang Elias dengan kedua bola mata miliknya yang berpendar halus seperti emerald. Dalam sekejap hatinya dihinggapi perasaan deja vu yang sangat kuat, suatu memori menghilang dari ingatannya, mungkin sel-sel otaknya tak mau mengingat kejadian itu... dan hanya menyisakan perasaan janggal. Dia tak bisa menahan dirinya sendiri untuk bertanya-tanya dalam hati tentang pria yang ada di depannya ini, dan perasaan itu tergambar dengan jelas di wajahnya dengan ekspresi yang .. lebih menyerupai tatapan sendu seorang wanita?.

Sayangnya ekspresi ini hanya bertahan dalam sekejap.

Hampir saja pertanyaan meloncat ke luar dari bibir Chrysalis, namun kesadarannya kembali memperingatkan bahwa dia memanggil Elias Rovers kesini bukan untuk sebuah kunjungan sosial. Wanita berusia 25 tahun ini berdeham beberapa kali sambil membalikkan tubuhnya. "Duduk Rovers," katanya dengan nada yang memerintah sambil menunjuk satu-satunya kursi di ruangan itu

Gelagatnya kembali mengeras seiring arus kesadaran yang kuat dari otaknya, dia memastikan Elias duduk di kursi dan tanpa basa-basi Chrysalis menempatkan dirinya di meja, bersandar pada pinggirannya sambil menyilangkan kedua lengan.

" Menurutmu ruangan apa ini?," Chrysalis bertanya pada Elias, sebuah pertanyaan mudah, namun tentu saja dia tidak mengharapkan jawaban-jawaban konyol dan seharusnya pria sepintar Elias bisa menyadari bahwa pertanyaan sang section leader bermakna implisit.

"Rovers? Aku kira pekerjaanmu bukan pada bagian ini.. apa aku salah?,"

'Memang...' Elías mengiyakan dalam hati, walau di luar, ia hanya menampilkan seulas senyum sopan. Wanita Belanda itu berjalan mendekatinya, nyaris saja Elías refleks melangkah mundur, namun tentu hal itu merupakan hal yang tidak sopan. Maka dari itu, ia bertahan di posisinya, meskipun Chrysalis menatapnya dalam-dalam seperti sekarang.

'Jangan ingat, jangan ingat...' batinnya, seakan memberi mantra pada Chrysalis yang ia yakini sedang merasa deja vu dengan pertemuan mereka. Inilah alasan utama mengapa Elías enggan menemui Chrysalis, yang bersangkutan pasti punya perasaan janggal yang tertinggal dalam hatinya, dan berkeinginan menanyakan hal itu pada dirinya. Walau dalam hati pikirannya berkecamuk, di luar ia tetap mempertahankan wajah tenangnya, sebagaimana Elías Rovers yang biasanya.

Sekilas ia menangkap perubahan ekspresi dalam wajah Chrysalis; tatapannya? Tunggu-- akh, sebelum Elías dapat memperhatikan perubahan itu lebih lanjut, Chrysalis membalikkan badannya dan memberikan perintah sederhana padanya.

"Duduk Rovers,"

Duduk sementara ada wanita di ruangan yang sama dengannya sedang berdiri? Ah, hal itu sungguh tidak gentleman. Tapi posisi Chrysalis sekarang bukan hanya sebagai wanita, namun sebagai atasannya. Mau tak mau, ia menuruti perintah wanita Belanda itu.

"Menurutmu ruangan apa ini?,"

Ruang penyimpanan golem di kantor diplomasi dan komunikasi. Memang benar, tapi jawaban itu untuk anak SD. Atau untuk siapapun yang tidak menangkap maksud implisit yang diselipkan oleh Chrysalis. Dan Elías tidak termasuk dalam kategori itu. Ia berdehem pelan, memperbaiki posisi kacamatanya, kemudian mulai angkat bicara, "Rekan-rekan saya lebih suka membuat daripada memperbaiki, Nona Scheziel."

Ia menatap wanita itu sekilas, kemudian melanjutkan, "Sambil membuat yang baru, mereka menambahkan fasilitas dan fitur baru ke dalamnya. Hal ini memang bagus, namun harus kami akui kami lalai dalam memikirkan efektifitas dan penghematan." jelasnya jujur. Oh, ia tidak disuruh membuat alibi oleh Section Leader-nya, jadi buat apa dia susah-susah membuat alasan lain yang tidak sesuai dengan kenyataan? Pria Meksiko ini hanya mengatakan kenyataannya, itu saja.

"Rekan-rekan saya lebih suka membuat daripada memperbaiki, Nona Scheziel."


"Hmm...," Chysalis memperhatikan Elias sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di permukaan meja kayu, menimbulkan suara ritmis di ruangan penyimpanan Golem itu. Dia memandang pria yang duduk di depannya sambil mencoba meningkatkan kepekaan inra pendengarannya agar dia tak melewatkan satu katapun.

"Sambil membuat yang baru, mereka menambahkan fasilitas dan fitur baru ke dalamnya. Hal ini memang bagus, namun harus kami akui kami lalai dalam memikirkan efektifitas dan penghematan."

".. Begitukah ?"

Suara helaan nafas terdengar dari sang section leader, wanita itu menatap langit-langit ruangan di atasnya sambil berbicara pada Elias dengan nada suara yang pelan namun cukup untuk membuat siapapun memperhatikan dirinya. Chrysalis masih menyandarkan pinggulnya pada tepi meja.

"Jadi semua staff research lebih senang membuat hal-hal baru daripada memperbaiki kerusakan yang telah ada.. dan saat hal apapun itu kembali rusak mereka mengabaikannya begitu saja dan kembali membuat penggantinya"

Kali ini matanya menatap pada wajah Elias dengan sedikit mencondongkan tubuhnya, "Kalian menggali dan menutup lubang yang sama...."

"Jadi semua staff research lebih senang membuat hal-hal baru daripada memperbaiki kerusakan yang telah ada.. dan saat hal apapun itu kembali rusak mereka mengabaikannya begitu saja dan kembali membuat penggantinya"

Elías mengangguk dalam hati. Sementara di luar, wajahnya tetap tenang, tidak menunjukkan perubahan apapun sementara telinganya mendengarkan pernyataan Chrysalis.

"Kalian menggali dan menutup lubang yang sama...."

Elías ingin mengeluarkan senyum miris untuk yang satu ini, namun nyatanya ia menutup matanya sebentar, menghirup nafas, sambil mencari jawaban--atau lebih tepatnya, alasan. "Layaknya seorang staff diplomasi yang mempunyai minat di bidang bahasa, Nona Scheziel, para ilmuwan seperti kami mencari kepuasan tersendiri untuk mencapai kesempurnaan, dan untuk mengejar itu, seringkali kami melupakan hal-hal lain," ergh, alasan basa-basi.

Pria Meksiko ini membetulkan posisi kacamatanya, kemudian mendehem, "Untuk lebih jelasnya, barangkali Anda bisa meminta penjelasan langsung dari Section Leader? Beliau pasti bisa menjelaskan dengan lebih rinci." ya, karena ia sudah kehabisan alasan dan tidak ingin berlama-lama di sini. Kalau nona Belanda ini tidak puas, salahkan Section Leadernya yang memberi tugas macam ini padanya, yang notabene tidak ada urusan dengan masalah ini.

Mendengar semua penjelasan itu Chrysalis hanya menghela bafas, tidak bukan nafas lega seperti yang pria Meksiko itu harapkan. Dia menyingkir dari sandarannya pada pinggir meja tetap dengan mata emerald yang seolah-olah terpasung begitu dalam di Elias dia berkata, "Ada satu kesalah pahaman Rovers, kami staff diplomasi menambah kosa kata kami tanpa membuang yang lama. Memang ada kata-kata yang kuno dan terlalu usang untuk dipakai tapi mereka tak tersingkirkan begitu saja, mereka masih memiliki tempat tersendiri." Chrysalis melirik ke arah jendela untuk beberapa detik.

"Ya aku mengerti golem tak dapat disamakan dengan hal itu tapi kau mengerti maksudku kan? dan jangan salah menginterpretasikan ini dengan mengatakan bahwa aku menghalangi impuls kreatif kalian. Hanya saja menurutku semuanya bisa dilakukan dengan lebih bijak."

Wanita itu bersedekap,"Katakan pada section leadermu hal ini; perbaiki golem-golem yang masih bisa berfungsi serta menambahkan fitur baru saat perbaikan sah-sah saja, yah setidaknya gunakan apa yang masih bisa digunakan"

Hening sejenak, wanita Belanda itu berpikir. Entah kenapa wajahnya terlihat gelisah. "Itu saja Rovers, kau boleh pergi sekarang," ucapnya terdengar... tidak yakin?.

Chrysalis menghela nafas, tidak, bukan nafas lega seperti yang Elías harapkan. Ia rasa, justru alasan yang dikatakannya tadi tidak tepat.

"Ada satu kesalah pahaman Rovers, kami staff diplomasi menambah kosa kata kami tanpa membuang yang lama. Memang ada kata-kata yang kuno dan terlalu usang untuk dipakai tapi mereka tak tersingkirkan begitu saja, mereka masih memiliki tempat tersendiri."

Benar 'kan. Elías bukan anggota bagian diplomasi, sehingga ia tak bisa membangun komunikasi yang baik dengan orang lain sebaik yang anggota bagian itu lakukan. Hei, ia hanya ilmuwan yang kerjanya mengurung diri di lab, bukan diplomat. Lagipula ia tidak begitu tertarik dengan urusan interpersonal dengan lingkungan sosial. Sejak awal memang suatu kesalahan ia datang ke sini.

"Ya aku mengerti golem tak dapat disamakan dengan hal itu tapi kau mengerti maksudku kan? dan jangan salah menginterpretasikan ini dengan mengatakan bahwa aku menghalangi impuls kreatif kalian. Hanya saja menurutku semuanya bisa dilakukan dengan lebih bijak. Katakan pada section leadermu hal ini; perbaiki golem-golem yang masih bisa berfungsi serta menambahkan fitur baru saat perbaikan sah-sah saja, yah setidaknya gunakan apa yang masih bisa digunakan."

Elías mengangguk, "Baik, akan saya sampaikan." sahutnya pendek, patuh. Hening sejenak. Diperhatikannya gerak-gerik wanita Belanda itu; wajahnya kelihatan gelisah, kenapa?

"Itu saja Rovers, kau boleh pergi sekarang,"

"Terima kasih." pria Meksiko ini beranjak dari kursinya, berjalan menuju pintu. Ia menolehkan kepalanya sekali lagi, mendapati ekspresi sang Section Leader yang belum berubah. Ditambah lagi, kalimatnya yang terakhir tadi terdengar tidak yakin di telinga Elías; atau itu hanya perasaannya saja?

Ia menghentikan langkahnya di pangkal pintu, "Err, ada sesuatu yang lain, Nona Scheziel?" tanyanya, melepaskan rasa penasaran yang sempat merayapi benaknya tadi.

Chysalis Vi Scheziel selalu tau apa yang dia inginkan dan yang dia rasakan. Tetapi kini dia tidak dapat melakukannya. Dan bolehkan dia membenci dirinya karena perasaan galau yang asing mulai merambat dan meracau ke otaknya?

Elías mengucapkan terimakasih sembari melangkahkan kakinya ke pintu keluar-masuk satu-satunya. Chrysalis tidak memandang pria tersebut, tidak juga mencoba untuk meliriknya. Yang dia tau lengannya yang bersedekap semakin mengeratkan cengkramannya.

Quote :

"Err, ada sesuatu yang lain, Nona Scheziel?"

Suara itu menarik Chrysalis dari pikirannya yang mengambang tak karuan, dengan reflek wajahnya menoleh ke arah pria yang dia kira sudah melangkahkan kakinya keluar sedari tadi. Mata hijaunya sedikit melebar, memperhatikan sang pria Meksiko yang menghentikan langkahnya di pangkal pintu.

Apakah dia akan meminta Elias untuk tinggal? Tidak, Chrysalis tak pernah menelan ludahnya sendiri untuk urusan pribadi, tak peduli betapa inginnya dia.

Apalagi sekarang ini dia tidak mengerti apa yang dia inginkan...

Pandangannya merunduk ke lantai marmer di bawahnya, helaan nafas berat terdengar dihembuskan dari bibirnya. Chrysalis menegakkan punggungnya sambil berjalan ke pintu, ke Elias.

Dia berhenti saat tangannya memegang kenop pintu, dia memandang Elias dan tersenyum kecil.

"Tidak ada apa-apa..." wanita Belanda itu mencoba untuk menguatkan intonasinya, tak terlalu berhasil sayangnya. Dia mulai memutar kenop pintu bersiap mendorong pintu itu kapan saja Elias menggerakkan kakinya ke luar ruangan. Chrysalis menutup pintu dengan perlahan, mau tak mau Elias harus mundur. Entah apa yang membuat wanita Belanda ini bertindak begitu.

Chrysalis menahan pintunya, kali ini dorongan wanita itu membuat daun pintu hampir tertutup. Dia menatap Elias dari celahnya. Mata emeraldnya melunak, "Elías" Chrysalis mengucapkan nama depan pria bermata hazel itu, menandakan bahwa dia tidak berbicara dengan posisinya sebagai Section Leader.

"Aku senang kau yang datang kesini"

Dengan kalimat itu gadis tersebut menutup pintu ruang penyimpanan golem. Tak memberikan kesempatan bagi Elías untuk membalasnya atau memperhatikan gelagatnya yang aneh.

Belum saatnya celah itu terbuka.

---

Elias post sekali habis itu saya tutup =w=b

Elías menunggu satu atau dua patah kata keluar dari sang wanita Belanda, namun penantian itu tidak membuahkan hasil. Tak ada satu katapun yang keluar dari Chrysalis, sementara badannya sudah berada di luar pintu, masih menatap wanita itu dengan wajah datar--dari luar, namun dalam hatinya ia masih penasaran dengan perubahan ekspresi dari sang Section Leader.

Chrysalis menghela napas berat, suatu yang membuat Elías bertambah yakin kalau ada sesuatu dalam benak wanita ini, yang tidak diutarakannya. Chrysalis berjalan ke arah pintu--ke arahnya, ia berhenti saat tangannya memegang kenop pintu, "Tidak ada apa-apa..." sebuah senyuman kecil, dan intonasi yang lemah. Ada apa ini? Tampak tidak seperti Chrysalis yang biasanya.

Pintu mulai terdorong pelan, menutup. Jadi tidak ada basa-basi kalimat perpisahan, eh? Sang pria Meksiko harus segera angkat kaki dari sana karena urusannya di sini sudah selesai. Euh, wanita itu senang sekali membuat orang lain penasaran ya? Pria berambut coklat itu baru saja akan melangkahkan kakinya ketika ia mendengar namanya, nama depannya, dipanggil. "Elías"

Refleks, Elías menolehkan kepalanya, menemukan manik emerald di balik pintu yang berpendar lembut. "Aku senang kau yang datang kesini"

Elías mengerutkan dahinya, dan hanya itu reaksi yang bisa ditampakkannya karena pintu di hadapannya telah menutup sepenuhnya. Tak membiarkannya untuk melihat mata emerald itu lebih lama lagi. Sementara ia masih diliputi kebingungan, apa maksud satu kalimat tadi?

Apa maksudnya dengan 'senang'? Bukankah seharusnya Chrys lebih senang kalau Section Leadernya yang datang, yang bisa menjelaskan lebih rinci mengenai masalah golem ini, bukannya dia yang hanya memberikan penjelasan seadanya? Aneh. Elías sungguh tidak mengerti.

Ia mendengus pelan, wanita memang sulit dimengerti. Kakinyapun mulai melangkah, kembali menuju laboratoriumnya. Seiring langkahnya berpacu, sebuah senyuman kecil terpampang di wajahnya. Ah, apa pula maksud senyuman itu? Elías sendiri tidak mengerti, rasanya ada sesuatu dalam hatinya yang mendorong dia untuk tersenyum. Suatu perasaan aneh yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.

Tsk, hari ini memang hari yang benar-benar aneh, bukan begitu?