((OOC: Timeline: 26 Januari (entah hari apa =)) ), pukul 2 siang. Agak berawan; mendung.
Topic status:
OPEN FOR ALL siapapun deh, bukan Exorcist juga boleh. Niatannya cuma buat main petak umpet sama Carol, sih. Kecuali kalo ada yang mau nyeret topiknya jadi battle ya silahkan saja :3))
5 tahun ia di sini dan tampaknya jumlah kunjungannya ke tempat ini bisa dihitung jari. Arena latihan—tidak cocok baginya yang sebenarnya tidak menyukai kekerasan. Ia bergabung ke dalam Black Order dan membunuh Akuma juga karena kewajiban dan sedikit banyak bersyukur—sangat bersyukur—karena Innocence yang ia pegang tidak memiliki kualifikasi dalam penyerangan. Ya, ia hanya bisa membuat orang bertahan hidup, tidak yang lain.
Dan untuk yang kesekian kalinya juga ia menginjakan kaki pada tempat yang justru berkontradiksi dengan dirinya. Arena latihan merupakan tempat yang lumayan ia hindari. Bukan karena ia tidak ingin menemukan teknik baru, tapi karena geli juga melihat para Exorcist yang berlatih—sparring—tapi sampai ‘setengah mati’.
Karena itu tujuannya kali ini mungkin bukan untuk bertarung—maksudnya, berlatih bersama—Exorcist lain, tapi untuk bersantai. Perpustakaan bukan lagi tempat yang tepat untuknya, begitu juga ruang rekreasi, jika gadis Venezuela ini ingin mencari ‘udara segar’.
Niatannya sih agar tidak ada yang mengganggunya. Carol mengaktifkan Innocence-nya yang terkait pada kepala bagian belakang, membentuk sebuah cadar transparan yang menutupi seluruh wajah. Dan tepat saat Innocence itu aktif, sosoknya hilang dari pandangan.
Tanpa suara, Carol melangkah ke bangku di ujung arena, duduk dengan juga tanpa suara. Tampaknya ia memang hanya ingin mencari ketenangan.
Mungkinkah?