Time | Selamat datang di Black Order Headquarters! Waktu dunia Black Order HQ saat ini adalah: Februari 1880 |
| | [CENTRAL] Reunited | |
| | Author | Message |
---|
Glaucio Marino
Posts : 88 Pemilik : *nbla Poin RP : 20
Biodata Posisi: Disciple Cabang: Eropa Umur: 20
| Subject: [CENTRAL] Reunited 26th March 2010, 15:14 | |
| Fabruary 12th, Common Room, 16.00 2 tahun itu sebenarnya hitungannya sederhana. 12 kali dua. 356 ditambah 356. 30 kali 24 bulan. Bisa dikatakan singkat, terutama bagi mereka yang merasa pongah. Yang hidupnya begitu sempurna, yang sehari terasa sejam bagi mereka-mereka. Yang menikmati setiap menitnya sampai terasa tahu-tahu sudah habis saja. Yang tidak pernah menghabiskan waktunya untuk bermuram durja, atau menyendiri... Membuang waktunya kepada yang kosong atau ketiadaan... ...Sialnya Glaucio sering. Meskipun tetap saja, dua tahun itu telah berlalu dalam satuan yang bisa dikatakan cepat. Ujung jemarinya masih dalam posisi santai, memainkan cangkir tehnya dalam pegangan yang terjepit di sela. Isinya liquid hangat, teh. Siapapun yang membuatnya, mungkin belum hapal benar akan kebiasaan sang tuan muda Marino yang tidak gemar mengecap segala sesuatu berbau manis gula. Atau memang tidak pernah tahu, mengingat ia sendiri tidak pernah menunjukkannya secara terang-terangan. Daripada salah-salah dibilang manja; atau banyak mau; tsk. Menjaga wibawa dalam usia tergolong belia belum genap terhitung seperempat abad memang lebih banyak sulitnya. Apalagi kalau orang-orang yang mengelilinginya, yang dekat dengannya selama hampir dua tahun ini adalah dua orang wanita dengan sifat yang nyaris bertolak belakang, dan seorang laki-laki dewasa yang 'mudah dibaca'. Mungkin seperti sekarang. Yang membuat santapan rigan untuk sore hari yang cerah kali ini (kala awal Februari, salju mulai mencair sekalipun suhunya belum sepenuhnya naik kembali) kalau bukan Izarra (wanita yang tergolong seniornya, ahli dalam pekerjaan rumah tangga macam begini menurutnya sendiri) barangkali Allegra (meskipun Glaucio agak meragukan yang ini, entah mengapa, tsk). General Francis Karlsen? Yang ini lebih-lebih, tch. Setahunya laki-laki tak begitu berminat dengan urusan begini--Glaucio juga tidak, tapi setidaknya ia masih menguasainya, sorry. Begini gunanya rekan pada saat-saat seperti sekarang, kan? Rekan. Kata yang dulunya tak ingin ia percayai benar akan kebenarannya. Dua tahun mungkin memang cukup untuk mengembangkan pola pikirnya, Dan kembali pemuda itu meletakkan cangkirnya ke atas permukaan meja. Seperti biasa, Glaucio lebih sering menjadi pihak yang tenang jika berada pada situasi yang melibatkan mereka berempat. Atau setidaknya ia jadi mendadak tenang jika berhadapan dengan sang general; sama juga seperti ia sekilas kelihatan jadi pihak yang 'lebih tenang' kalau dibandingkan dengan Allegra. Entah apa yang mereka kerjakan lagi selebihnya, Glaucio tidak ikut campur. Terlebih jika urusannya tak lebih dari merusuh atau semacamnya. Seringnya seorang Glaucio Amadeus malah menganggap dirinya tak lebih dari seorang pihak 'penengah;, pihak 'ketiga' yang memastikan agar kedua wanita tersebut aman--dalam arti 'tidak diapa-apakan'--bersama sang general. Diam. Mengeratkan jaket lapis terluarnya sekali lagi. Yang jelas, inisiatif untuk membuka pembicaraan sama sekali bukan perannya. _______________________ Karlsen angels brigade, come here u__u mari rumpi bareng | |
| | | A. Růžena Mlynarikova
Posts : 120 Poin RP : 20
Biodata Posisi: Disciple Cabang: Eropa Umur: 20
| Subject: Re: [CENTRAL] Reunited 5th April 2010, 23:04 | |
| ‘Achoo!’Suara bersin yang terlepas dengan sedikit tertahan itu terdengar dari Allegra, Allegra dan hidungnya yang kemerahan seperti Rudolfnya Sinterklas. Mungkin semua orang mengira kalau gadis seenerjik dia tak akan diserang oleh virus flu atau penyakir sepele lainnya—ditambah fakta kalau ia gemar melingkarkan garmen yang biasanya merupakan perlindungan pemilik aslinya di alam bebas—namun ternyata hidup memang tak bisa ditebak kan? Karena serangan hawa dingin pun Allegra me-level up armor bulunya dengan satu mantel bulu sangat tebal, mantel bulu besar yang dicelup warna biru yang sekilas membuatnya mirip yeti berukuran mini. Tadinya saja sih, karena sekarang mantel yeti itu ia gantungkan di punggung kursi, membuat kursinya terlihat lebih besar daripada milik dua rekan di dekatnya itu. Curhat? Wajar kan, apalagi kedua rekannya tersebut cukup senasib sepenanggungan. Walaupun begitu tetap saja ia tak mau mendapat intensitas perhatian yang sama seperti yang diberikan Jendral Gurita itu pada Izarra, dan ia bersyukur ia bukan favorit si Jendral. Maaf Izarra, Allegra hanya dapat bersimpati padamu--kecuali kalau ternyata gadis berambut gelap tersebut menikmatinya tentu saja. Sapu tangan mengusap hidung secara perlahan, sementara tangannya yang tersisa mengangkat cangkir teh hangat dengan uap putih yang terkepul daripadanya. Gadis berusia 20 tahun itu mengerang pelan, “argh... andai saja aku bisa memilih misi aku tak akan mau pergi ke tempat dengan suhu seperti itu di tengah musim dingin.” Tatapan biru itu sedikit basah dan kulit sekitar lingkar matanya pun membengkak, melemparkan ratapan kesengsaraan ke dua rekannya. Sekali lagi, ' Achooo!' Setidaknya sapu tangan Allegra telah berada di tempat yang benar untuk menghindari penularan yang tak diinginkan.
- Spoiler:
*dikaplok Ijah*
| |
| | | Izarra O. Maraschine
Posts : 28 Pemilik : jingsgirl Poin RP : 20
Biodata Posisi: Disciple Cabang: Eropa Umur: 25 tahun
| Subject: Re: [CENTRAL] Reunited 28th June 2010, 10:27 | |
| "Kau mau tehmu ditambah dengan sedikit perahan jahe atau madu, Allegra?" Izarra muncul dari balik pintu; di tangannya membawa satu nampan berisi dua cangkir warna putih tulang berisi teh yang cukup hangat--ditemani dua gelas ukuran kecil berisi cairan berwarna kekuningan; perahan jahe dan madu; sekedar bahan tambahan untuk teh mereka yang sengaja Izarra siapkan. Musim sudah dingin-dinginnya, suhu rasanya makin turun sehingga beberapa staff terlihat mulai memadu padankan seragam mereka dengan mantel yang lebih tebal. Izarra berhenti, agak condong tubuhnya ke depan, hendak meletakkan teh untuk Allegra, rekannya sesama disciple dibawah arahan Francis Karlsen. "Tenang, rasanya tidak akan berubah, kok. Malah nanti lebih hangat rasanya." Dia tersenyum, mundur sejengkal seraya duduk di sofa yang ada. Diliriknya Marino--Glaucio Marino, rekannya yang juga sesama disciple lebih memilih diam di ujung sofa yang berseberangan dengan Izarra. Pemuda itu hanya terlihat sesekali menyesap tehnya, lalu kembali diam tanpa membuka suara. Ya...Izarra sendiri kurang bisa akrab dengannya--bagaimana, ya...? Ia memang sedikit susah untuk memulai pembicaraan jika lawan bicaranya bisa dibilang sebagai seorang pendiam. Susah juga, memang. (orz) Sementara Allegra sendiri, daritadi dia tampak kurang enak badan. Entah berapa kali gadis berambut pirang ini ber- achooo-ria. Kasihan, flu memang sedang in di markas. Setidaknya setiap berjalan sepuluh meter, Izarra sudah menemukan kurang lebih tiga orang yang berjalan sambil bersin-bersin. Musim dingin memang banyak makan korban, ya? Izarra meraih tehnya sendiri. Uap hangatnya masih mengebul, akan sangat nikmat untuk diminum di saat seperti ini. Ia meraih sendok kecil di sisi gelas berisi perahan jahe dan madu, memilih untuk menyendok sekali ke dalam gelas berisi jahe dan memasukkannya ke dalam gelasnya. Ia aduk pelan, lalu meminumnya. Nikmat, lho. Bunyi 'tluk' pelan terdengar ketika cangkir berdenting dengan tatanan cangkirnya, lalu ia letakkan di atas meja kembali. "Mau coba madu atau jahenya, Marino? Allegra?" Ia tersenyum, lagi. _________________ - Spoiler:
*kaplok Houmei*
| |
| | | A. Růžena Mlynarikova
Posts : 120 Poin RP : 20
Biodata Posisi: Disciple Cabang: Eropa Umur: 20
| Subject: Re: [CENTRAL] Reunited 28th June 2010, 17:44 | |
| Allegra belum dapat menghentikan bersinnya, atau setidaknya mengendalikannya. Kedua telapak tangannya mengusap hidungnya yang bersemu merah saat ia mendengar suara lembut seniornya: "Kau mau tehmu ditambah dengan sedikit perahan jahe atau madu, Allegra?"Gadis berkewarganegaraan Ceko ini menoleh, sebuah senyuman canggung--karena ia tak dapat tersenyum seperti biasanya--terulas di wajahnya. "Terimakasih senior, aku mau teh dengan jahe saja..." ya, pilihan yang cukup bijaksana demi kesehatan dirinya sendiri.Iapun menyesap teh jahenya sedikit demi sedikit. Dan, memang terasa nikmat sekali. Jahe itu membuat tubuhnya merasa lebih hangat sehingga akhirnya putri bungsu keluarga Mlynarikova ini bisa menghembuskan nafas lega. Namun, tetap saja... tampaknya teh yang ia teguk barusan tidak berpengaruh banyak. 'Achoooo!'Flu memang menyebalkan! "Mau coba madu atau jahenya, Marino? Allegra?" suara lembut Izarra kembali terdengar. Allegra memiringkan kepalanya sehingga ia dapat menlihat jelas sosok pria brambut abu yang sedari tadi diam tersebut. Sesekali ia mengeratkan jaketnya tapi hanya itu saja. Glaucio Marino masih meneguk teh dengan tenang. Selama ini juga Allegra cukup mengetahui kalau pria italia di sampingnya itu tak biasa berbicara banyak, sedangkan Izarra juga sama kalemnya. Sehingga, yaa.. ini saatnya untuk menjalankan perannya kan? "Hey Glauu~" Allegra beringsut ke Glaucio dengan senyuman lebar di wajahnya. "Kau dengar tidak tadi Izarra bertanya apa? Tadi dia bertanya kamu mau tehmu dengan jahe atau madu?" tanya Allegra langsung menatap mata Glaucio dengan intens. Ya, semoga saja dia tak bersin tepat di depan wajah rekan disciplenya tersebut. | |
| | | Glaucio Marino
Posts : 88 Pemilik : *nbla Poin RP : 20
Biodata Posisi: Disciple Cabang: Eropa Umur: 20
| Subject: Re: [CENTRAL] Reunited 30th June 2010, 14:55 | |
| 'Achooo!'
"Mau coba madu atau jahenya, Marino? Allegra?"
Sekilas dia berpikir telah menyimak pembicaraan khusus kaum wanita tanpa sadar.
Rumpi, eh? Setidaknya bergabung dalam satu tim yang memiliki dua orang anggota wanita membuatnya harus sadar akan hal itu. Oh, dia tengah mencoba, barangkali. Untuk segera membiasakannya. Tiga tahun—ingat? Walaupun tidak dibiasakan pun barangkali juga tidak akan banyak ruginya. Terutama bagi dia, yang selama ini seringnya juga sendirian. Glaucio Marino tersebut. Solitary tidak banyak mengusiknya, bahkan setidaknya malah banyak menguntungkannya, mungkin. Kesunyian berarti ia bisa merenung lebih bebas. Berelaksasi lebih tenang, tampaknya baik untuk perkembangan jiwanya yang labil. Tenggelam dalam kontemplasinya seorang, sampai akhirnya tidak sadar malah tertidur.
Hidup tak pernah kedengaran semudah itu. Glaucio tidak percaya.
Allegra bersin lagi. Pemuda itu refleks meringsutkan posisi duduknya, mengernyit tepat setelah suara besutan besar terdengar lagi. Tak mau ambil resiko tertular oleh si gadis—dia yang tak pernah kelihatan sudah terbiasa dengan keadaan iklim di sini, agaknnya menyedihkan. Alergi bebuluannya sendiri, barangkali? Bukannya tidak mungkin; buktinya Glaucio sendiri juga sudah gatal-gatal melihatnya. Mungkin juga si gadis hanya kebetulan alergi pada jenis bulunya yang terbaru. Yang manapun itu, efeknya sama-sama buruk—kebanyakan wanita biasanya akan jadi makin manja kalau sedang sakit. Tsk.
Kedua tangannya disedekapkan di depan dada, melipat sebelah kaki. Melirik ke arah setoples cemilan yang tersaji di tengah meja—yang manis-manis tiada menggugah seleranya. Tugas di tengah ikim begini? Sepertinya tidak ada—baguslah. Buktinya si general kulit besi juga tidak kelihatan, entah keliaran ke mana. Kalaupun ada bahaya paling-paling hanya akuma cari mati—tidak tahu sedingin apa lingkungan di luar sana itu. Bersantai seperti ini sudah lama juga tidak dilakoninya. Tapi kalau ditanya apakah si rambut abu itu begitu menyukainya,
"Hey Glauu~"
…Tidak juga,
“Jahe saja, please.” Gumamnya sempurna, ditujukan ke arah sang wanita yang tergolong senior dibandingkannya tersebut (padahal selama ini sih menurutnya baik senior atau bukan, yang namanya perempuan itu juga ‘sama saja’ kedudukannya di depan matanya), agaknya tipikal istri pengurus rumah tangga ideal. Pantas general-nya segitu merasa beruntungnya—dia tampak jumawa sekali ‘menggandeng’ salah satu disciple wanitanya itu, tahu. Pandangannya beralih, dari seorang Izarra Maraschine yang tampil amat bersih ke arah wanita satu lagi yang wajahnya tepat berada di depan pasangan pirus si pemuda sekarang.
Lalu memutar pandang lagi ke ruang kosong di sebelah hadapnya.
“Bersihkan dulu hidungmu sebelum bicara.”
Menegaskan nada bicara, dingin. Mengernyit malas. Angkat bahu.
| |
| | | Sponsored content
| Subject: Re: [CENTRAL] Reunited | |
| |
| | | | [CENTRAL] Reunited | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | You cannot reply to topics in this forum
| |
| |
|
|