Note : Fic berdasarkan gambar terbaru saya di dA, BlackOrder - One Day
Tek Xiao Ling, Tek Zhui Long (c) Issei Akira
Ravel Kohler (c) masamune11
Once Upon A Time
Setelah sekian lama Xiao Ling menelantarkan ruang pribadinya, yang memang jarang digunakan mengingat kesibukannya melatih fisiknya, akhirnya General wanita tersebut mengambil inisiatif untuk membereskannya. Seingatnya, terakhir kali ia membereskan ruangan itu adalah saat ia pertama kali diangkat menjadi General. Ia masih ingat, bagaimana ia memohon-mohon pada Supervisor-nya agar ia boleh memakai ruangan bekas mendiang General-nya, dan bagaimana ia merasa begitu bersyukur saat diperbolehkan.
Padahal sudah 2 tahun ia tidak membereskan ruangan itu dengan benar, tapi ruangan tersebut tidak tampak banyak berubah sejak pertama kali ia datang. Paling-paling yang perlu dibereskannya hanyalah beberapa buku peninggalan Zhui Long yang sempat ia baca, namun tidak sempat ia kembalikan ke raknya. Seandainya pria tersebut tahu bagaimana buku-bukunya yang ia anggap berharga itu digeletakkan begitu saja di berbagai tempat, bisa-bisa ia bangkit lagi dari kuburnya hanya untuk meneriaki Xiao Ling tentang betapa teledornya wanita itu.
Jadi, sekarang Xiao Ling mengumpulkan kembali buku-buku yang tersebar di berbagai sudut ruangan, lalu berusaha mengurutkannya kembali di sebuah rak buku tua yang usianya saja mungkin sudah lebih tua daripadanya. Ia meletakkan kembali buku-buku tersebut dengan sangat hati-hati, karena buku-buku itu pun sudah cukup berumur.
Saat ia hendak mengembalikan salah satu buku yang belum sempat dibacanya ke rak yang agak atas, selembar kertas yang sepertinya disisipkan untuk menandai satu bagian buku itu terjatuh. Xiao Ling segera meletakkan tumpukan buku yang belum dikembalikannya ke atas meja terdekat, lalu berjalan kembali ke depan rak untuk mengambil kertas sisipan yang terjatuh itu.
Begitu Xiao Ling memungut kertas itu, ia tersentak. Ternyata kertas itu bukanlah kertas biasa, melainkan sebuah foto lama. Ya, sebuah foto dari 5 tahun silam, saat ia baru saja diangkat menjadi Disciple dari mendiang Zhui Long. Ia melihat, bagaimana memalukannya ia 5 tahun lalu, dengan seragam yang masih sangat rapi dan potongan rambut yang juga rapi. Ia juga ingin menertawakan ekspresi wajahnya saat itu, yang tampak begitu tegang saat harus difoto untuk pertama kalinya. Tapi sosok Zhui Long yang berdiri di sampingnya tampak begitu lembut dan tenang, membuat Xiao Ling saat ini merasa tenteram melihat ekspresi mendiang Masternya itu.
Sebuah tulisan kecil di sudut kiri atas foto menarik perhatiannya. Sebuah tanda tangan atas nama Zhui Long tampak di sana, dan di atasnya terdapat tulisan yang pastinya adalah tulisannya 5 tahun silam. Xiao Ling tertawa pelan melihat tulisan itu. Ia masih ingat, betapa ia dulu begitu mengagumi Masternya itu. Sosoknya yang melawan Akuma tampak begitu gagah di matanya. Memang sesekali pria berkacamata itu meneriakinya karena sempat beberapa kali menghalangi area bertarungnya. Tapi tetap saja, kekagumannya pada sang Genral tidak pernah luntur.
Sewaktu Zhui Long hendak memotong rambutnya dulu, Xiao Ling juga sempat merasa berdebar-debar. Ia belum pernah mengizinkan lelaki manapun dengan sengaja menyentuh kepala ataupun rambutnya, jadi bisa dibilang ia belum siap saat Zhui Long mengatakan mau memotongkan rambutnya. Yang lebih membuat Xiao Ling berdebar-debar adalah, kenyataan bahwa lelaki pertama yang ia perbolehkan untuk menyentuh rambutnya itu adalah orang yang ia kagumi.
Tahun demi tahun berlalu, perasaannya pada Zhui Long bukannya semakin luntur, tapi malah semakin menguat. Tidak sekalipun ia meragukan perasaannya itu, meski yang bersangkutan sering memaksanya untuk berlatih secara spartan. Entah karena Xiao Ling memang seorang masokis, atau memang sifat lembut Zhui Long di balik semua didikan kerasnya, rasa kagum dan respek Xiao Ling malah bertambah kuat.
Ia tidak pernah berpikiran buruk tentang General tersebut. Tidak pernah, bahkan setelah semua kenyataan yang diucapkan olehnya beberapa saat sebelum kematiannya. “Saya tidak peduli, karena saya memiliki Anda, Master…” Sepotong kalimat yang diucapkannya dengan lirih saat itu adalah curahan perasaan yang selama ini dipendamnya. Tetapi Zhui Long tidak tampak heran mendengar kalimat itu, seolah semua perasaan itu selalu tergambar dengan jelas di wajah wanita itu.
Sekarang, setelah waktu berlalu begitu lama, secarik foto yang ia temukan sudah menarik kembali memorinya yang sudah hampir ia lupakan. Xiao Ling hanya bisa tersenyum tipis memandang foto yang sudah lumayan usang itu, terutama tulisan tangannya sendiri. Ah, mungkin Zhui Long mengetahui perasaan Xiao Ling yang sebenarnya lewat foto itu. Ia sendiri tidak habis pikir, bisa-bisanya Zhui Long menyimpan foto itu di sebuah buku…
…yang kemudian disadarinya, adalah buku pemberiannya sendiri. Senyum sang General bertambah lebar, merasa hangat dan tenteram di dalam hatinya. Rasanya ia ingin tertawa memikirkan bagaimana ia bisa jatuh cinta pada seorang General yang usianya lebih tua 15 tahun darinya, apalagi ternyata pria tersebut adalah kakaknya sendiri.
Mendadak, bayangan tentang seorang General berambut pirang dengan mata keemasan melintas di pikirannya. Xiao Ling dapat merasakan bagaimana wajahnya terasa panas hanya dengan mengingat bayangan samar pria itu. Xiao Ling segera menepuk-nepuk pipinya sendiri, membawanya kembali kepada kesadarannya. Ia lalu berdiri dan berjalan ke arah meja kerjanya, lalu meletakkan foto itu di laci barang-barang berharganya.
Lalu, tanpa tujuan yang jelas, General wanita itu mengeluarkan lagi amplop surat dari Ravel Kohler yang disimpannya beberapa waktu lalu, serta mengambil pena dan tinta. Dan, seperti yang pernah ia lakukan pada foto lamanya dengan Zhui Long, ia menambahkan sepotong kalimat di sudut kiri atas amplop tersebut.
我愛你 ♥
[THE END]