Note : inilah jadinya kalo lagi kebanjiran ide..
Lim Jeong Hu (c) Cairy
Tek Xiao Ling (c) Issei Akira
MissionSemua orang memiliki misi
Sebuah surat panggilan kembali ditujukan padanya. Ia hanya mengerutkan alisnya membaca keterangan misinya kali ini, sebelum membakar surat itu dan mengambil jubahnya. Kalau ia sudah begitu, artinya ia sudah siap untuk berangkat. Ia pun segera melapor pada penjaga gerbang supaya ia diizinkan keluar.
“Oh ya, jangan beri izin pada Heidrich Kohler untuk menyusulku. Lebih baik lagi, jangan biarkan dia keluar dari markas sebelum aku pulang,” tambah Xiao Ling setelah ia mendapatkan izin untuk keluar. Si penjaga gerbang itu tampak heran. Sepertinya ia adalah orang baru, atau belum pernah berurusan dengan General satu itu sebelumnya.
“Memangnya kenapa, General?” tanya penjaga gerbang itu. Xiao Ling hanya tersenyum tipis, agak sinister. Sepertinya ia sudah cukup bosan mengulang-ulang pernyataan yang sama.
“Anak itu Disciple-ku, tahu. Tak akan kubiarkan dia mati tanpa sepengetahuanku, nanti aku sendiri yang repot,” jawab Xiao Ling. Ia lalu pamit dan berjalan pergi utnuk menyelesaikan misinya.
Hidup sendiri adalah misi
“Kalau kulihat-lihat, semakin hari kamu semakin protektif pada Disciple-mu itu. Bahkan terakhir kudengar kamu mengurungnya di markas selama kamu pergi menjalani misi,” celetuk Jeong Hu saat kedua General itu sedang minum teh bersama sepulang dari misi. Xiao Ling menurunkan lagi gelas tehnya, lalu menatap ke dalam cairan cokelat bening di dalamnya.
“Aku sudah janji pada ayahnya untuk mendidik dan menjaganya,” balas Xiao Ling datar. Jeong Hu meneguk tehnya sedikit, lalu tersenyum tipis ke arah General muda itu.
“Dengan tidak membiarkannya mengikutimu dalam misi-misi berbahaya?” tanya Jeong Hu dengan nada usil namun penasaran. Xiao Ling mendelik ke arahnya, lalu meletakkan gelasnya ke atas meja dengan bunyi yang keras.
“Sudah kubilang adalah tugasku untuk menjaganya. Terima kasih tehnya,” desis Xiao Ling ketus sambil berdiri dari kursinya dan beranjak meninggalkan ruang umum. Jeong Hu hanya bisa menghela nafas melihat sikap ketus Xiao Ling.
“Kamu bahkan tidak meminum tehmu, General,” gumam Jeong Hu pelan sambil kembali menghirup tehnya.
Tetapi kita hidup bukan hanya demi menyelesaikan misi
“Sudah ada telegram, surat, kiriman, atau apapun dari General Ravel Kohler untukku atau Heidrich Kohler?” Sudah kesekian kelinya Xiao Ling mendatangi Kantor Departemen Diplomasi dan Komunikasi untuk menanyakan hal yang sama selama 4 bulan terakhir. Dan jawabannya pun selalu sama : Belum ada. Xiao Ling hanya bisa menghela nafas panjang menghadapi keadaan ini.
“Kalau begitu, kirimkan berkas ini kepada Supervisor Ezekiel Wright, Cabang Utama. Beri label ‘darurat’ atas nama General Tek Xiao Ling, Cabang Asia,” perintah Xiao ling sambil menyerahkan sebundel berkas kepada staff itu. Ia lalu mohon diri dan berjalan kembali ke ruangannya.
Sudah 4 bulan, dan masih belum ada kabar… Brengsek, jangan-jangan dia hanya berbohong tentang kontak reguler untuk Heidrich…Karena terkadang ada misi yang tidak bisa diselesaikan
“Kondisi kesehatan Anda turun lagi, General. Saya sarankan Anda untuk istirahat total selama paling tidak 2 hari penuh,” saran seorang dokter setelah mengecek kesehatan Xiao Ling hari itu. Namun seperti biasa, Xiao Ling hanya memberinya sebuah senyum sinister sebagai balasan.
“Jangan bercanda. Aku masih harus terus melatih Heidrich setiap hari,” kata Xiao Ling sinis. Ia menolak kenyataan bahwa sekuat apapun dirinya, ia masih manusia biasa yang butuh istirahat setelh bekerja berat seharian penuh setiap harinya.
“Baiklah kalau Anda bersikeras. Akan saya berikan racikan obat lagi. Jangan lupa diminum setiap hari,” kata dokter itu sambil menyiapkan alat-alat meracik obat, sementara Xiao Ling sendiri berdiri dari kursinya.
“Aku tidak punya waktu untuk menunggu sampai racikan itu jadi. Titipkan saja racikan yang sudah jadi pada koki bernama Katagiri Seiryuu, biar dia yang mengantarkannya ke ruanganku. Dia punya kunci cadangan untuk ruanganku,” kata Xiao Ling pada dokter itu. Sang dokter tampak tidak bisa berkomentar apa-apa lagi menghadapi General satu itu, yang selalu bertindak seenaknya sendiri sesuai kehendak hatinya.
“Jangan lupa saran saya. Istirahatlah yang cukup,” kata dokter itu lagi.
“Ya, aku tahu,” jawab Xiao Ling sambi lalu. Ia pun keluar dari ruangan tersebut, dan berjalan dengan cepat ke arena latihan, tempat ia seharusnya berada sekarang untuk melatih Disciple tunggalnya.
Semua orang memiliki misi dalam hidupnya
Dan untuk terus hidup adalah suatu misi tersendiri
Tetapi tidak semua misi bisa diselesaikan
Karena kita adalah manusia biasa dengan segala keterbatasannya
Bukan Tuhan yang bisa melakukan segalanya menurut kehendak-Nya
Kita semua adalah manusia biasa yang tak berdaya
Tak peduli sekuat dan sehebat apapun kita
[THE END]