Time | Selamat datang di Black Order Headquarters! Waktu dunia Black Order HQ saat ini adalah: Februari 1880 |
|
| [ONE-SHOT] Poison Sea | |
|
+2A. Růžena Mlynarikova Tek Xiao Ling 6 posters | Author | Message |
---|
Tek Xiao Ling Vatican Central
Posts : 330 Umur : 32 Pemilik : Agito
Biodata Posisi: General Cabang: Asia Umur: 23
| Subject: [ONE-SHOT] Poison Sea 21st September 2009, 11:40 | |
| Note : Saya tau, judulnya ga jelas... Kehabisan ide, desu... Ah, iya, bahasa yang saya pake di sini emang rancu dan menimbulkan banyak interpretasi. Inti cerita juga susah dicerna. Cerita juga sebenarnya monoton, tapi secara keseluruhan emang cerita macem ini yang mau saya tarik dari kedua karakter saya. RATING RENDAH, PG ATAU PG-13.
Tek Xiao Ling, Katagiri Seiryuu (c) Issei Akira
Poison Sea
Seorang Finder asal Korea yang baru saja kehilangan adik tercintanya mendadak berubah menjadi Akuma di tengah-tengah markas cabang Asia. Semua Finder yang sedang ada bersamanya langsung berusaha kabur, meski usaha beberapa dari mereka sia-sia. Salah seorang Finder asal Jepang segera berlari mencari Exorcist, dan ia menemukan seorang Exorcist yang sudah dikenalnya dengan baik, sahabat dari dirinya sendiri dan Finder asal Korea tersebut. Sang Exorcist segera berlari ke tempat kejadian setelah Finder asal Jepang itu menjelaskan keadaannya. Sang Finder yang merasa cemas karena sahabatnya itu pergi sendiri akhirnya menyusul gadis itu ke tempat kejadian.
Namun begitu ia sampai di sana, ia melihat pemandangan yang paling tidak ingin dilihatnya. Sang Exorcist muda menerjang dan membunuh Akuma itu tanpa keraguan setitikpun. Gadis itu menebas Akuma yang mengambil wujud salah satu sahabat terbaiknya, seolah ia tidak pernah mengenal Finder asal Korea itu. Saat itu, waktu seolah berhenti. Sang Finder asal Jepang itu menatap sang Exorcist muda, yang masih berdiri di tempat di mana ia membunuh Akuma sekaligus sahabatnya itu. Dan dari mata sang Exorcist, tak setetespun air mata mengalir. Tak setetespun.
---
Sei langsung membuka matanya lebar-lebar, seolah ia baru saja ditampar keras-keras oleh seseorang. Langit-langit kamarnya tampak kabur. Sei meraba-raba meja di sebelah tempat tidurnya, mencari kacamatanya. Begitu ia mendapatkannya, ia langsung memakainya, dan bangun dari tempat tidurnya. Ia melihat sekelilingnya, dan mendapati bahwa saat itu masih subuh atau bahkan masih tengah malam. Sei mendesah pelan, lalu berjalan keluar dari kamarnya.
Entah sudah keberapa kalinya ia terbangun karena mimpi tentang hari itu, yang seharusnya sudah dilupakannya. Tetapi entah mengapa mimpi itu terus menghantuinya sampai hari itu, seolah menyuruhnya untuk tidak pernah melupakan apa yang terjadi hari itu… seolah untuk membuatnya terus membenci sahabatnya sendiri.
Sei terus berjalan, sampai akhirnya ia tiba di taman. Angin bertiup pelan, namun sudah cukup untuk membuat pemuda Jepang itu menggigil. Biar begitu, ia merasa agak nyaman diterpa angin sedingin itu. Ia ingin menyegarkan sedikit pikirannya, membuang semua pikiran buruk yang menumpuk di kepalanya.
Samar-samar, semilir angin membawa wangi tubuh yang dikenalnya. Wangi lotus yang agak bercampur dengan bau matahari dan darah tercium olehnya, dan tanpa harus melihat orangnya, Sei sudah tahu siapa orang yang juga berada di taman sepagi itu. Tapi untuk memastikan, ia menengok kesana-kemari untuk mencari asal wangi itu. Dan begitu matanya menangkap sosok seorang wanita, ia tahu ia benar.
Seorang wanita dengan rambut hitam pendek yang dipotong asal berdiri di tengah-tengah taman. Kedua tangannya tampak terlipat di depan dadanya. Ia berdiri dengan tegap, matanya memandang lurus ke depan, enah menatap apa. Dan di mata Sei, sosok wanita itu seolah tidak pernah berubah sejak hari yang naas beberapa tahun yang lalu.
Sei hanya mengamati wanita itu dari jauh, seolah terlalu takut untuk mendekatinya. Wanita itu sendiri tampaknya tidak ingin diganggu. Ia hanya terus berdiri tegap, menatap lurus ke depan, dengan tangannya dilipat di depan dada. Setelah beberapa menit ia berdiri seperti itu, ia berbalik dan berjalan kembali ke gedung markas. Sei, yang merasa wanita itu berjalan ke arahnya, langsung bersembunyi di balik salah satu tiang yang ada. Ia terdiam, hampir menahan nafasnya.
Suara langkah kaki yang begitu pelan terdengar semakin dekat dengan tempatnya berdiri. Ia benar-benar menahan nafasnya kali ini, tidak ingin sampai ditemukan oleh wanita itu. Tapi Sei lalu berpikir, mengapa ia tidak ingin ditemukan? Bukankah adalah hal yang wajar baginya dan wanita itu untuk saling bertemu dan bertukar sapa?
Tapi kemudian, sekeping ingatan tentang kematian sahabatnya dulu kembali melintas di pikirannya. Ia bisa mengingat dengan jelas, kedua bola mata yang hitam itu, yang tidak mengalirkan setetespun air mata. Ia langsung merasa merinding sendiri memikirkan hal itu. Bukan karena takut, tapi karena hal yang lain.
Ia lalu teringat bahwa ia sedang bersembunyi. Ia kembali mendengarkan baik-baik suara langkah kaki yang ada di situ. Samar-samar, suara langkah kaki yang tadi mendekatinya itu berbalik menjauh, masuk ke dalam markas lewat jalur lain. Sei keluar dari persembunyiannya, menghela nafas lega. Ia lalu memperhatikan lantai, mengamati jejak basah yang ditinggalkan wanita itu.
Melihat jejak kaki itu, tak terasa air matanya mengalir.
---
Pagi berikutnya, Sei kembali terbangun sebelum matahari terbit. Seperti pagi sebelumnya, ia pergi ke taman untuk mencari udara segar. Dan seperti pagi sebelumnya juga, ia menemukan sang General wanita berdiri di taman, di tempatnya kemarin, dengan posisi tubuh yang sama.
Dua kali mengalami hal yang sama secara berturut-turut membuat Sei bertanya dalam hatinya; pertanda apakah ini? Wanita itu juga, selalu memandang lurus ke satu tempat yang sama tanpa mengalihkan pandangannya barang setitikpun. Akhirnya Sei, didorong oleh rasa ingin tahunya, memandang ke arah yang sama. Diperhatikannya baik-baik arah pandang wanita itu, menerka apa yang sedang dilihatnya.
Dan begitu ia tahu apa yang ditatap wanita itu, hatinya terasa membeku.
Jauh di ujung tatapan wanita itu adalah sebuah ruangan yang menyimpan kenangan pahit dan indah. Di ruangan tersebut, mereka bertiga biasa berkumpul dan berbagi keceriaan. Namun di ruangan yang sama pula, perpecahan antara ketiganya terjadi. Yang satu menjadi Akuma dan dibunuh; yang satu lagi membunuh sahabatnya karena kewajibannya sebagai Exorcist; yang terakhir menghindari sang Exorcist karena rasa sayangnya pada sahabatnya yang menjadi Akuma itu.
“…Aku tahu aku tidak akan dimaafkan, dan bukan hakku untuk minta maaf. Jadi setidaknya, biarkan aku terus menatap tempat peristirahatanmu, sambil terus mengenang persahabatan kita,” gumam sang General wanita. Suaranya yang pelan namun pasti terbawa oleh angin, sampai ke telinga sahabatnya yang masih hidup.
Air matanya mengalir dari bola matanya yang berwarna biru.
Sang General wanita, Tek Xiao Ling, masih berdiri di sana, menatap ke arah yang sama, dengan posisi tubuh yang sama. Dari bola matanya yang sehitam malam tak berbintang, tidak mengalir setetespun air mata.
Tak setetespun.
[THE END] | |
| | | A. Růžena Mlynarikova
Posts : 120 Poin RP : 20
Biodata Posisi: Disciple Cabang: Eropa Umur: 20
| Subject: Re: [ONE-SHOT] Poison Sea 21st September 2009, 11:48 | |
| Hmm.. seperti biasa gaya penulisannya bagus, tidak terlalu banyak dialog tapi sudah cukup menyenangkan untuk dibaca IMO si lebih bagus lagi kalau perasaannya Xiao Ling lebih dikorek dalam"~ | |
| | | Shreizag E. Halverson Vatican Central
Posts : 580 Umur : 32 Pemilik : S.E.H. Poin RP : 20
Biodata Posisi: General Cabang: Eropa Umur: 29
| Subject: Re: [ONE-SHOT] Poison Sea 21st September 2009, 20:45 | |
| Hoo, tulisan yang menjelaskan relasi Xiao Ling-Sei lebih jelas ya, akhirnya saya ngerti Cuma ya itu, ingin melihat ceritanya dari PoV Xiao Ling juga, dan mungkin bisa sekalian tambahkan dialog antara Xiao Ling & Sei? Good job overall~ | |
| | | Abisak Avedisian
Posts : 77 Pemilik : Chief Poin RP : 20
Biodata Posisi: Section Staff Cabang: Eropa Umur: 25
| Subject: Re: [ONE-SHOT] Poison Sea 25th September 2009, 23:37 | |
| Saya menjadi merasa simpatis terhadap Xiao Ling, karena justru lebih susah untuk bisa bertahan tegar seperti itu ketimbang meratapi terang-terangan berlalunya seorang sahabat, IMO. Terutama karena ia sendiri yang harus membunuhnya; jika Xiao Ling beneran ada mungkin saya sudah mengaguminya Hummm, karena romansa Lia sudah dikorek dalam-dalam saya mengira romansa di sini juga akan eksplisit, ternyata tidak. Malah, kurang bisa dibilang romansa juga, lebih seperti fiksi yang introspektif. Entah mengapa, sekarang berharap Sei akan melakukan sesuatu untuk kembali menjalin hubungan antaranya dan Xiao Ling yang terputus oleh kematian sahabatnya itu... | |
| | | Tek Xiao Ling Vatican Central
Posts : 330 Umur : 32 Pemilik : Agito
Biodata Posisi: General Cabang: Asia Umur: 23
| Subject: Re: [ONE-SHOT] Poison Sea 25th September 2009, 23:48 | |
| aaah, justru itu...
setiap karakter yang saya bikin punya 'plot rahasia' Lia juga, meski udah diekspos habis2an, masih punya plot rahasia
fic seputar Xiao Ling akan segera saya tulis lagi~ *kebanjiran ide soal dia* | |
| | | Ravel Kohler Vatican Central
Posts : 152 Umur : 32 Pemilik : masamune11 Poin RP : 20
Biodata Posisi: General Cabang: Eropa Umur: 36
| Subject: Re: [ONE-SHOT] Poison Sea 27th September 2009, 12:02 | |
| Bagus. Suka dengan bagian frase "tidak setetespun" itunya, lho. Jadi membuat kesan bahwa Tek Xiao Ling seakan sudah get over the problem, dan semuanya tanpa setetes air mata yang jatuh. *lha?* Suka dengan gaya penceritaannya. Keep itu up~ | |
| | | Tek Xiao Ling Vatican Central
Posts : 330 Umur : 32 Pemilik : Agito
Biodata Posisi: General Cabang: Asia Umur: 23
| Subject: Re: [ONE-SHOT] Poison Sea 27th September 2009, 12:09 | |
| oh, frase itu... sebenernya itu ada banyak arti loh~ 2 di antaranya sempet saya pajang di fesbuk *dihajar* fic berikutnya menyusul, ini sedang diketik dengan full speed | |
| | | Benjamin Baptiste
Posts : 102 Umur : 31 Pemilik : Woof
Biodata Posisi: Exorcist Cabang: Eropa Umur: 17
| Subject: Re: [ONE-SHOT] Poison Sea 4th October 2009, 00:03 | |
| Ah, suka banget sama punchline-nya! Bener-bener ngerasa gimana gitu di dada wa (ea, lebay. tapi beneran) manteb abis! karakter Xiao Ling keren banget, sih (jadi nge-fans) | |
| | | Sponsored content
| Subject: Re: [ONE-SHOT] Poison Sea | |
| |
| | | | [ONE-SHOT] Poison Sea | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | You cannot reply to topics in this forum
| |
| |
|
|