Tulisan saya yang ini bener-bener singkat
dan ga mutu jadi mampir sebentar untuk baca dan komen tak akan menyita waktu
.
Menampilkan : Elías Rover Salazar
Ya cuma satu tokoh saja~ *digetok*, buat Shrei maaf klo rada OOC ||orz
Enjoy.
-------------------------------------------------------------------------
Timeline : Siang hari di cabang Amerika Utara-Selatan
Elías Rover Salazar –
pria keturunan Meksiko berusia 25 tahun– menghembuskan nafas dengan berat seraya melangkahkan kakinya dari lorong ke lorong di sepanjang markas Black Order. Tumpukan kertas dan beberapa bungkus paket dibawa pria asal Meksiko itu dengan susah payah. Dia menggerutu pelan...
Kenapa aku?.Elías berharap ruangan bagian diplomasi tidak terlalu jauh dari ruangan riset agar kawan-kawannya tidak seenaknya menyuruh dia mengirimkan semua dokumen dan paket itu ke sana.. Semuanya bisa dijalankan sendiri-sendiri dan lebih praktis. Ah, atau dia berharap sebaliknya? Dalam lubuk hatinya dia menginginkan ruangan Diplomasi dan Komunikasi berada di sudut paling jauh dari ruang kerjanya. Dan tentunya dengan alasan yang jelas, alasan yang sama jelasnya yang dapat menjelaskan keengganannya mampir barang sedetikpun ke ruangan itu.
Seorang wanita..
Ya, Elías secara jujur mengakui dia menghindari wanita itu. Bukan karena sang wanita memiliki pribadi yang cukup berbeda dari wanita lain yang dia tahu, dan bukan juga karena dia dan wanita Belanda tersebut memiliki suatu masalah pribadi yang pelik.. Eh tunggu, mereka memang memiliki masalah seperti itu. Setidaknya di pikiran Elías dia memang memiliki masalah sendiri, sedangkan ingatan sang wanita terlalu berkabut..
Semuanya diawali dan diakhiri dengan zat yang sama, buih yang mengandung bisikan setan dan kenikmatan yang sulit untuk ditolak. Ya malam itu, malam yang tak dapat dilupakan oleh Elías Rovers Salazar
–dan dia benar-benar ingin melupakannya, atau setidaknya dia berpikir demikian– , malam di suatu musim dingin yang penuh dengan hingar-bingar kehidupan malam hari, kehidupan yang hanya bisa diikuti oleh pria dan wanita yang cukup umur. Dan semua kenikmatan ragawi itu berakhir di bagian yang paling krusial.
Elías menggelengkan kepalanya keras-keras, menyumpahi dirinya sendiri yang tiba-tiba mengingat kejadian itu. Dia mencoba membuang semua detil yang dia ingat, semuanya! Namun otaknya telah merekam setiap mili pergerakan dan sensasi perasaan itu, menolak untuk melupakannya. Ia masih dapat mengingat sentuhan lembut wanita itu, warna merah yang berkilat di bibirnya yang mencebik, suara nafasnya yang bergema merdu di telinganya. Terkadang... ingatan itu menyeruak tanpa dia inginkan. Tentu saja dia selalu melakukan hal yang sama setiap kali dia teringat; melupakan dan menghindar. Namun semuanya selalu berjalan berbalikan dengan kehendaknya, sepertinya jari-jari Tuhan selalu menyentil dirinya dan ingatannya ke wanita itu.
“Ah section leader sedang tidak ada disini, taruh saja semuanya,” seorang pria dengan gigi putih yang terlalu mengilat membantu Elías menaruh barang-barang itu, pria yang memang selalu mangkal di bagian pengiriman logistik, dan memang itu adalah tugasnya.
Dalam hatinya pria Meksiko berumur 25 tahun itu bernafas lega atas informasi yang baru dia terima. Dia tidak perlu bertemu section leader itu dan dia sudah tak memiliki alasan yang membuatnya harus menemui Nona Chrysalis Vi Scheziel. Elías tersenyum tipis, dia menegakkan punggungnya dari posisinya yang sedikit bungkuk.
“Oh Man, kau sangat beruntung”
Mata Elías yang berwarna hazel menyipit sambil menoleh ke section staff yang ada di sampingnya, pandangannya seolah mengatakan 'maksudmu?'.
Section staff diplomasi itu tertawa lebar, tangannya menepuk-nepuk punggung Elías dengan begitu bersemangat. “Tidak usah pura-pura tidak mengerti Rovers, kau dekat dengan section leader kami kan?. Yah aku tak tau bagaimana caramu merayunya karena kau tahu kan dia tampaknya
sangat keras.” ucap pria itu sambil meringis.
Elías terbatuk dengan hebat, wajahnya memerah. “A-apa maksudmu? Aku tidak seperti itu!” suaranya terdengar sangat gusar. Ternyata gosip berjalan lebih cepat daripada yang dia kira. Apalagi di sini, di sudut markas yang dikomando oleh Chrysalis.
Pria itu tertawa semakin keras, giginya yang terlalu berkilat tampak janggal.
“Sudahlah apa lagi yang coba kamu sembunyikan. Di antara staff research lain kamu yang selalu rutin kesini dengan berbagai keperluan. Dan sepertinya Nona section leader juga menunggumu, cara dia memandangmu selalu berbeda, Rovers!”
“Aku kesini bukan karena keinginanku, section leader research yang selalu memintaku kesini, dan entah kenapa rekan-rekanku yang lain juga memintaku melakukannya!”
“Benarkah? Kalau begitu kenapa kamu tidak menolaknya? Kau bisa menolaknya kan?”
“Aku berusaha menolak!”
“Kau tak benar-benar menolaknya.”
Kalimat itu menutup mulut Elías. Satu rahasia terkelamnya diucapkan begitu mudahnya oleh pria yang tidak dia kenal. Kebenaran yang selalu coba ditepis dan dia selalu menyugesti dirinya dengan fakta kalau dia hanya datang karena paksaan orang lain, bukan karena dorongan dari dalam hatinya sendiri.
“Tuh kan~”
Tampaknya pria itu bermaksud menggodanya, berlama-lamalah disini, Elías, dan semua rahasiamu akan dibeberkan satu persatu.
“Ingat ini, satu-satunya perempuan yang cukup berharga untuk kupikirkan adalah adikku!”
Dengan itu Elías menggeram
–reaksi maksimal yang bisa dia lakukan– sambil membalikkan arahnya, ke luar; secepatnya!.
-------------------------------------------------------------------------
Dahi Elías berkerut di sepanjang lorong, gerutuan kecil-kecil terdengar dari bibirnya.
Aku tak akan menemui wanita itu lagi. Aku tak akan mau seenaknya disuruh ke sana lagi. Tak akan.Elías menyugesti dirinya, mengulangi kalimat itu pada tiap langkah kakinya yang sedikit tergesa-gesa. Tangannya bersedekap, dia menghentikan langkahnya sejenak. Mencoba mengendalikan irama nafasnya yang naik-turun. Dia menarik nafas dalam-dalam berusaha menenangkan dirinya dengan udara bebas. Udara yang segar dan sedikit beraroma..... rokok?.
Alis pria itu naik, dia menoleh ke arah jendela. Tampak kepulan asap berwarna putih-kelabu meliuk-liuk seperti ular. Sekali hirup saja Elías bisa mengerti aroma asap rokok itu, bukan, bukan jenis rokok apa yang dia tahu beraroma seperti itu, dia tahu siapa yang biasanya mengisap rokok itu; Chrysalis Vi Scheziel. Satu pengetahuan lagi atas wanita itu terungkap dari Elías. Sepotong informasi yang dia sembunyikan di dasar pikirannya yang paling kelam.
Elías terdiam di posisinya, langkahnya stagnan, tidak begerak maju maupun mundur. Bola matanya mengikuti gerakan asap putih-kelabu itu. Pria asal meksiko tersebut benar-benar paham kalau ini adalah saat yang tepat untuk membuktikan bahwa dirinya memang tak pernah ingin menemui wanita itu secara sengaja, tanpa alasan selain pekerjaan, inilah waktu dimana dia bisa membuktikan bahwa semua sugesti-sugestinya memang merasuk ke batinnya dan memang itu yang di inginkannya, menganggap Chrysalis tidak ada.
Namun, seperti yang biasanya terjadi. Walaupun dengan langkah yang begitu ragu-ragu dia akan mengikuti tarian asap putih-kelabu, sebelum tersadar dan mengutuk dirinya sendiri; Elías Rovers Salazar!.
END?