Black Order Headquarters
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


An Indonesian D.Gray-Man original character (OC) roleplay forum. Set in an alternate 1880s.
 
HomeSearchLatest imagesRegister[ONE-SHOT] Dear My Love I_icon_mini_registerLog in
Time

Selamat datang di Black Order Headquarters! Waktu dunia Black Order HQ saat ini adalah: Februari 1880

[CENTRAL] musim dingin, bersalju dan hawa menusuk

[ASIA] musim dingin, sejuk namun kering

[AMERICA] musim dingin, badai salju di akhir bulan

[AFRICA] musim dingin, sedikit salju di awal bulan

Acara mendatang:

- Valentine Grand Ball

(Kontak staf jika memiliki ide)

Shoutbox

ShoutMix chat widget
Affiliates

ClampFactory Al'loggio

code-geass

tenipuri-indo

Saint-Sanctuary

Neverworld

Aria Academy High School Fighter Role Play Forum

Don't be shy, affiliate with us!
 
Latest topics
» Free Talk
[ONE-SHOT] Dear My Love I_icon_minitimeby Ravel Kohler 21st December 2015, 17:50

» [AMERICA] Unusual Training
[ONE-SHOT] Dear My Love I_icon_minitimeby Keith Warringstate 21st June 2011, 23:10

» English Free Talk
[ONE-SHOT] Dear My Love I_icon_minitimeby Wilhelm U. Smith 19th February 2011, 21:17

» [Central] The History Might Have Recorded Us
[ONE-SHOT] Dear My Love I_icon_minitimeby Fuchsia Scarlet 13th February 2011, 12:21

» [CENTRAL] Looking Around
[ONE-SHOT] Dear My Love I_icon_minitimeby Lumiere A. Etoile 6th February 2011, 20:13


 

 [ONE-SHOT] Dear My Love

Go down 
3 posters
AuthorMessage
Tek Xiao Ling
Vatican Central
Tek Xiao Ling


Posts : 330
Umur : 32
Pemilik : Agito

Biodata
Posisi: General
Cabang: Asia
Umur: 23

[ONE-SHOT] Dear My Love Empty
PostSubject: [ONE-SHOT] Dear My Love   [ONE-SHOT] Dear My Love I_icon_minitime29th September 2009, 18:43

Note : semacam follow-up dari fic masmun, 'Beneath the Silence, Lies the Beast'.

Ravel Kohler, Theodora Xena (c) masamune11
Tek Xiao Ling (c) Issei Akira



Dear My Love

Rasa nyeri di punggung tangannya yang dulu sempat hilang kini kambuh lagi. Awalnya ia berusaha untuk tidak menggubrisnya, tapi rasa sakit itu semakin hari semakin terasa. Belum lagi ditambah dengan kondisi kesehatannya yang perlahan-lahan menurun. Satu kekhawatiran yang jelas ia rasakan, ia takut tingkat sinkronisasinya dengan Innocence yang dulu ditanam paksa ke dalam dirinya kini menurun dan mulai menggerogoti dirinya.

Dan hanya karena satu kekhawatiran itu, General Tek Xiao Ling berkunjung ke Cabang Utama. Ia berangkat dengan kapal terpagi yang ada, dan berencana untuk langsung pulang pada siang harinya, entah apapun hasilnya. Yang ia inginkan hanyalah jawaban. Ia juga tidak ingin ada orang yang tahu bahwa ia sempat pergi mengecek tingkat sinkronisasinya.

Ia sampai di markas Cabang Utama bahkan sebelum matahari terbit. Ia meminta kepada penjaga gerbang di sana agar tidak usah melaporkan kedatangannya pada Ezekiel Wright. Ia langsung berjalan ke arah tempat yang sempat beberapa kali dikunjunginya; tempat di mana semuanya dimulai dan akan diakhiri suatu hari nanti.

Namun saat ia baru saja mencapai lorong yang akan membawanya ke tempat tujuannya, ia mendengar suara pintu Ruang Penyimpanan Innocence dibuka. Secara refleks, ia bersembunyi di balik salah satu pilar di dinding terdekat. Ia menahan nafasnya, menunggu sampai orang tersebut lewat. Begitu orang tersebut berjalan melintasi pilar tempatnya bersembunyi, ia mengintip sedikit untuk melihat siapa orang tersebut.

Dan begitu matanya menangkap sosok seorang General yang dikenalnya itu, ia merasa jantungnya seolah melompat keluar dari dadanya. Ia terus menunggu sampai orang itu berlalu, sebelum akhirnya ia masuk ke Ruang Penyimpanan Innocence dengan langkah kaki yang hampir tidak bersuara.

Ia mendorong pintu ruangan itu, mengerenyit pelan saat ia berjalan menembus kabut Innocence milik Theodora Xena. Proyeksi fisik wanita itu tampak berdiri di tengah-tengah ruangan, tidak berubah barang sedikitpun sejak pertama kali ia menginjakkan kaki di sana sebelas tahun silam.

“Selamat pagi. Maaf mengganggu pagi-pagi buta begini, apalagi aku juga tidak membawa Innocence baru untuk disetorkan,” sapa Xiao Ling pada proyeksi Xena di hadapannya itu. Xena tersenyum tipis, tampak lelah meski ia tidak mungkin bisa lagi merasakan apa yang disebut ‘lelah’ itu.

“Jadi kamu datang untuk mengecek tingkat sinkronisasimu?” tanya sang Guardian dengan nada lembut, dengan suaranya yang menggema di seluruh ruangan. Xiao Ling mengangguk pelan, lalu mengulurkan kedua tangannya, tempat inti Innocence-nya berada. Proyeksi Xena mengulurkan tangannya dan menyentuh kedua tangan Xiao Ling, membuat General tersebut mengerutkan alisnya karena sensasi aneh yang ia rasakan di kedua tanganya tu. Setelah selesai memeriksa, Xena melepaskan tangan Xiao Ling dan tersenyum padanya.

“Tidak ada penurunan dalam tingkat sinkronisasimu. Semuanya normal dan terkendali. Yang turun itu, seperti biasa, adalah kondisi kesehatanmu. Sudahkah kamu istirahat yang cukup?” tanya wanita itu. Xiao Ling hanya bisa menghela nafas panjang. Tanpa perlu ditanya lagi, Xena tahu bahwa General wanita itu lagi-lagi terlalu memforsir dirinya dan hampir tidak sempat beristirahat dengan benar.

“Aku mengerti kamu ingin menjalankan tugasmu sebaik mungkin, tapi kamu juga perlu istirahat” kata Xena lembut. Xiao Ling kembali hanya bisa mengerutkan keningnya dan merapatkan bibirnya. Sepertinya, ia sudah cukup muak menerima nasehat yang itu-itu saja dari semua orang yang dikenalnya.

“Aku sudah janji pada General Kohler untuk mendidik putranya dengan baik. Mana bisa aku istirahat sebelum ia menjadi Exorcist yang baik, seperti yang diharapkan semua orang?” sanggah Xiao Ling dengan nada tegas. Selama ini, janji pada Ravel Kohler yang dipegangnya dengan baik selalu menjadi alasannya untuk memaksakan dirinya sendiri, untuk terus berlatih dan bekerja lebih keras daripada biasanya. Xena hanya menghela nafas pelan mendengar alasan Xiao Ling.

“Ngomong-ngomong tentang General Kohler, apa kau datang untuk mengunjunginya juga?” tanya Xena. Xiao Ling langsung teringat pada sosok General berambut pirang tersebut, yang tadi dilihatnya berjalan keluar dari ruangan tempat ia berdiri sekarang. Mendadak sebuah pertanyaan terbersit di pikirannya. Xiao Ling menatap langsung proyeksi fisik Xena dengan tatapan serius.

“Tadi aku melihat General Kohler baru saja keluar dari sini, sebelum aku masuk. Kalau boleh tahu, ada urusan apa beliau datang kemari?” tanya Xiao Ling tegas. Xena terdiam, tampak tidak ingin mengatakan apa yang seorang Ravel Kohler lakukan di sana.

“Itu masalah pribadi. Aku tidak bisa memberitahunya pada siapapun,” jawab Xena tegas.

“Bahkan pada anaknya, atau aku sebagai walinya?” balas Xiao Ling tidak kalah tegasnya. Xena dan Xiao Ling saling tatap dengan ekspresi serius. Xiao Ling berkeras ingin mendapatkan jawaban yang jelas, sementara Xena berkeras tidak ingin mengatakan apapun. Setelah beberapa menit saling menatap, Xiao Ling menghela nafas panjang.

“Kurasa memang bukan urusanku. Maafkan sikapku tadi, aku permisi dulu,” kata Xiao Ling dingin. Ia lalu berbalik, bersiap untuk meninggalkan ruangan itu. Tapi sebelum tangannya sempat menyentuh gagang pintu, akhirnya Xena buka mulut tentang apa yang terjadi.

“General Kohler mengalami hal yang mirip denganmu, hanya saja keadaannya terbalik.” Xiao Ling tersentak mendengarnya. Ia terpaku selama beberapa detik, sebelum akhirnya berbalik lagi menghadap Xena. Satu kata yang paling tepat untuk menggambarkan ekspresi sang General pada saat itu : horor. Matanya membelalak lebar, dengan campuran rasa kaget, tidak percaya, takut, sedih, dan marah. Xena tampak menunguk penuh simpati, membuat Xiao Ling semakin yakin akan kesimpulan yang diambilnya tadi.

“Dia… General Kohler bukan orang yang seperti itu… Dia tidak mungkin…” Suaranya tercekat. Ia tidak mau melanjutkan kalimatnya. Ia menatap Xena, berharap wanita itu mengatakan sesuatu. Tetapi sang Guardian hanya membisu, sambil menatapnya balik dengan tatapan yang seolah menyuruhnya untuk melanjutkan kalimat yang terputus itu.

Air mata mengalir perlahan di pipinya, dari kedua bola mata hitamnya yang tidak pernah mengalirkan air mata. Air mata itu terus mengalir di pipinya, turun ke dagunya, dan menetes di lantai ruangan tersebut. Semua emosi yang selama ini bisa ditahannya tumpah seketika, tanpa ada yang bisa menghentikan. Ia berusaha menahan dirinya, mengapus air matanya dengan kedua tangannya. Ia tidak mengerti mengapa ia menangis. Yang ia tahu, dadanya terasa sesak memikirkan pria yang usianya terpaut 13 tahun darinya itu, apalagi setelah mendengarkan keterangan dari Xena.

“Berapa lama lagi?” tanya Xiao Ling pelan setelah ia mendapatkan lagi ketenangannya, meski masih belum sempurna. Kenyataan yang baru saja diterimanya sudah cukup untuk menghancurkan hatinya.

“Aku juga tidak tahu… Itu semua tergantung pada General Kohler sendiri,” jawab Xena pelan. Xiao Ling terdiam. Ia berpikir, tidak mungkin ia memberitahukan hal ini kepada Heidrich. Menurutnya, cukup dirinya saja yang menanggung semua ini.

“Aku… aku permisi dulu…Maaf sudah mengganggu,” pamit Xiao Ling pelan. Ia baru saja hendak berbalik saat Xena sekali lagi menghentikannya.

“General, kamu masih ingat apa yang pernah kukatakan kepadamu tahun lalu, ‘kan?” tanya Xena dengan nada agak cemas. Xiao Ling menatap ke arah proyeksi wanita itu sambil tersenyum tipis, penuh kesedihan.

“Tentu saja. Aku sendiri tidak berniat untuk berkeluarga. Tidak, sekalipun aku harus menderita selamanya karena gagal menjadi seorang wanita seutuhnya, aku tidak akan pernah melanggarnya,” jawab Xiao Ling pahit. Tak pernah dibayangkannya, ia akan kehilangan seluruh haknya untuk hidup bahagia sebagai seorang wanita normal.

“Tapi, Nona Xena… Aku masih diperbolehkan untuk mencintai pria yang kucintai, meski selamanya aku tidak akan pernah bersatu dengannya, ‘kan?” tanya Xiao Ling lagi, dengan senyum pahit dan ekspresi sedih. Xena hanya bisa menunduk simpati sekali lagi, sebelum akhirnya Xiao Ling pergi meninggalkan ruangan itu.

Matahari telah terbit begitu ia melangkah keluar dari markas Cabang Utama. Cahayanya begitu terang dan hangat, membutakan siapapun yang berani melihatnya dengan mata telanjang. Xiao Ling melindungi matanya dengan tangannya, sambil memikirkan apa yang tadi dibicarakannya dengan Xena di Ruang Penyimpanan Innocence. Ia meneguhkan hatinya, lalu menatap lurus ke depan.

“Semuanya akan baik-baik saja… Ya, semuanya pasti baik-baik saja…” gumam Xiao Ling pelan, sambil berjalan menaiki kapal yang akan membawanya kembali ke Cabang Asia, ‘rumah’-nya tercinta.

…tapi aku tahu, semuanya tidak akan baik-baik saja…


[THE END]
Back to top Go down
http://china-rollz.livejournal.com
Ravel Kohler
Vatican Central
Ravel Kohler


Posts : 152
Umur : 32
Pemilik : masamune11
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: General
Cabang: Eropa
Umur: 36

[ONE-SHOT] Dear My Love Empty
PostSubject: Re: [ONE-SHOT] Dear My Love   [ONE-SHOT] Dear My Love I_icon_minitime30th September 2009, 16:55

Angst and Hurt is pure LOVE, I agree.

Anycase, ini follow-up nya kan? Tapi tidak terjadi setelah Ravel dan Lioret pergi, bukan? Karena kalau demikian deskripnya kurang Very Happy

*shot*

Saya sedih ngeliat Xiao Ling. Kesannya... yah sedih ;__; *ditampar*
Back to top Go down
http://www.kecoakuning11.wordpress.com
Tek Dai Fong

Tek Dai Fong


Posts : 78
Pemilik : Agito
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Exorcist
Cabang: Amerika Utara - Selatan
Umur: 23

[ONE-SHOT] Dear My Love Empty
PostSubject: Re: [ONE-SHOT] Dear My Love   [ONE-SHOT] Dear My Love I_icon_minitime30th September 2009, 17:04

iya, ini nggak terjadi tepat setelah ravel-lio keluar... toh ravel sering kan mengadakan kunjungan untuk mengecek tingkat sinkronisasinya? ' 'a *dibejek*

Xiao Ling itu memang begitu... ah, dia memang anak sulung saya yang baik... *dihajar rame2*
Back to top Go down
Sponsored content





[ONE-SHOT] Dear My Love Empty
PostSubject: Re: [ONE-SHOT] Dear My Love   [ONE-SHOT] Dear My Love I_icon_minitime

Back to top Go down
 
[ONE-SHOT] Dear My Love
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» [ONE-SHOT] Letter
» [ONE-SHOT] Mission
» [One-Shot]Reply
» [ONE-SHOT] Another Letter
» [ONE-SHOT] [AU] In His Eyes

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Black Order Headquarters :: Non-Roleplay :: Exhibition Room :: Literature Exhibit-
Jump to:  
Create a forum on Forumotion | ©phpBB | Free forum support | Report an abuse | Cookies | Forumotion.com